Dompet digital Dana mengatakan status perusahaan unicorn atau startup dengan penilaian US $ 1 juta bukanlah fokus utama perusahaan.
CEO dan salah satu pendiri Dana, Vincent Iswara, mengatakan misi utama perusahaan adalah mengubah masyarakat agar terbuka terhadap ekonomi digital.
“Ambisi kami lebih ke arah memperbaiki masyarakat Indonesia. Jadi mengubah ekonomi digital, itulah ambisi kami,” kata Vincent di kantor Dana di Jakarta, Selasa (15/10).
Vincent mengatakan, IMF berfokus pada manfaat yang diberikan oleh pembayaran digital kepada komunitas, bukan hanya status Unicorn.
Vincet kemudian mengumumkan manfaat pembayaran digital. Di antara mereka adalah penindasan sirkulasi mata uang palsu, yang membuatnya mudah untuk memantau arus kas, dalam kenyamanan pembayaran.
“Jadi nanti setiap koin dicatat. Tidak ada lagi mata uang palsu. Itulah manfaat pembayaran digital,” katanya.
Dana tersebut, yang secara resmi diluncurkan pada 5 Desember 2018, saat ini memiliki 20 juta pengguna.
Menurut Vincent, sektor perdagangan elektronik atau e-commerce adalah salah satu pendorong utama ekonomi digital Indonesia saat ini.
Sektor ini diprediksi akan menjadi pilar utama perekonomian nasional dengan estimasi nilai transaksi US $ 4,45 Triliun pada 2021.
“Instrumen pembayaran untuk mendukung transaksi di sebagian besar platform e-commerce masih didasarkan pada layanan perbankan,” kata Vincent.
Sebelumnya, CBInsight Data mencatat bahwa pesaing Dana, Ovo mencapai nilai perkiraan US $ 2,9 miliar atau setara dengan Rp41 triliun (US $ 1 = Rp14.146) untuk memegang status unicorn.
https://ift.tt/2MMmgMm
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.