Badan Analisis dan Aplikasi Teknologi (BPPT) telah mengumumkan rencana untuk pengembangan modal baru. Menurutnya, BPPT telah menyiapkan teknologi mitigasi bencana, perencanaan wilayah, perencanaan tata ruang, dan pengelolaan lahan dalam proses relokasi modal baru ke Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kertanegara.
Pemimpin BPPT Hammam Riza juga mengatakan bahwa BPPT akan memberikan dukungan dalam bentuk dukungan untuk proses persiapan transfer modal.
“Kami akan memobilisasi tidak hanya satu sektor, tetapi juga banyak sektor yang dapat disentuh oleh inovasi dan teknologi BPPT,” kata Hammam dalam pernyataan resmi yang kami terima, Jumat (25/10).
Perkembangan tersebut, yang disebut Hammam, terus menjadikan kedua kabupaten ini sebagai ibu kota yang sempurna untuk menggantikan Jakarta.
BPPT juga akan berkontribusi pada bidang lingkungan dan bencana, karena BPPT saat ini sedang mengembangkan teknologi Sistem Peringatan Dini.
“Jadi kami juga merekomendasikan bahwa ibu kota baru ini dapat menggunakan teknologi dalam setiap aspek bencana, baik dalam hal pencegahan, pada saat bencana, dalam situasi pascabencana seperti evakuasi, dan sebagainya. , “Kata Hammam.
Hammam juga mengatakan BPPT akan mencoba mendorong penerapan teknologi masa depan untuk diimplementasikan di ibukota baru. Teknologi seperti, pengelolaan limbah, air, energi, IT, transportasi, dan banyak lagi.
Hammam menjelaskan bahwa membangun ibu kota berdasarkan penerapan teknologi dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut. Menunggu pertumbuhan ekonomi juga telah disiapkan untuk tidak membahayakan lingkungan. Anda melakukan ini dengan menyiapkan sekelompok industri baru untuk pembangunan berkelanjutan tanpa menyebabkan kerusakan lingkungan.
“Bagaimana merakit industri baru seperti kendaraan listrik dan membangun tempat yang menggunakan teknologi ramah, semoga tidak ada kerugian yang akan terjadi pada hutan lindung,” katanya.
Kota pintar
Secara terpisah, Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) Kabinet Tingkat Lanjut Indonesia Johnny G. Plate mengatakan calon ibu kota baru, Kalimantan Timur (Kalimantan Timur) harus memiliki konsep kota pintar.
Johnny mengatakan akan menyiapkan infrastruktur teknologi komunikasi (TIK) di ibukota prospektif kota yang terletak di Kutai Kartanegara dan Penajam Paser Utara.
“Tentu saja jika ibukota baru pasti di ibu kota baru, itu harus menjadi kota yang cerdas. Karena itu basis infrastruktur teknologi harus benar-benar kuat, dan harus dipersiapkan,” kata Johnny kepada media. media di Gedung Kemenkominfo, Jakarta, Kamis (24/10)).
Selain itu, Johnny juga menyebutkan mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro. Bappenas berencana menjadikan ibu kota baru sebagai kota pintar sekaligus kota hutan.
Total dana transfer modal sekitar Rp486 triliun. Sebanyak 54,6 persen dari total dana atau Rp265,2 triliun akan ditangani melalui PPP.
Beberapa perkembangan yang akan digunakan skema ini termasuk eksekutif, legislatif dan yudikatif, pembangunan infrastruktur dasar selain dari APBN, pendidikan, fasilitas kesehatan, dan museum.
Kemudian, khususnya dari sektor swasta hampir Rp127,3 triliun atau 26,2 persen. Banyak proyek akan dibangun, seperti perumahan umum, universitas, bandara, dermaga, jalan tol, fasilitas kesehatan, dan pusat perbelanjaan.
Selebihnya, pemerintah akan memotong dana sebesar Rp93,5 triliun atau 19,2 persen dari anggaran negara untuk pembangunan modal baru. Sejumlah proyek akan dibuat melalui dana APBN, terutama sektor layanan utama, istana negara, pegawai negeri sipil (PNS), pembebasan lahan, ruang terbuka hijau, dan pangkalan militer.
https://ift.tt/32RqeKc
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.