Presiden Joko Widodo menyetujui pengoperasian proyek Palapa Ring pada 14 Oktober. Seperti infrastruktur lainnya, fasilitas dan fasilitas telekomunikasi dianggap memiliki dampak positif pada pembangunan ekonomi, serta memajukan sektor sosial, politik, pendidikan dan budaya negara. .
Ketersediaan infrastruktur Palapa Ring segera menjawab permintaan nasional untuk penyediaan akses telekomunikasi di belakang. Ini adalah industri yang telah lama ditunggu dan industri teknologi informasi dan komunikasi.
Meskipun ada ‘tunggakan’ besar dalam 5 tahun terakhir di sektor ini, masih ada penghormatan kepada Menteri Komunikasi dan Informasi Rudiantara atas keberhasilan Cincin Palapa.
Sejak kemerdekaan Indonesia 74 tahun yang lalu, setidaknya ada dua Presiden Indonesia yang telah melakukan kegiatan bersejarah di bidang telekomunikasi. Pertama, Presiden Soeharto hadir di Stasiun Kontrol Satelit di Bogor pada 12 Juli 1976, dan menyaksikan peluncuran SKSD yang dipecat dari Cape Canaveral, Florida, AS.
Setelah satelit berdiri di orbit, Pak Harto dengan keris ganda Amukti Palapa di tangannya, meresmikan pengoperasian Sistem Komunikasi Satelit Domestik pada 16 Agustus 1976 di Istana Negara. Sistem ini dikenal sebagai SKSD Palapa Indonesia.
Peluncuran SKSD dan kemudian disebut Satelit Palapa, pada waktu itu mengejutkan dunia, karena Indonesia adalah negara ketiga yang memiliki dan mengoperasikan satelit domestik setelah Kanada dan AS.
Dengan pengoperasian Palapa SKSD, dari 43 tahun yang lalu, semua kota asal kami telah dijangkau oleh fasilitas dan layanan telekomunikasi (serta siaran radio dan televisi).
Yang mengejutkan, para insinyur muda Perumtel (sekarang Telkom) yang bekerja sama dengan Hughes Aircraft Company, para ahli di Amerika Serikat, tampaknya telah merancang dan mengembangkan sistem satelit yang ‘pas dan layak’ untuk negara kepulauan tersebut. .
Nama Palapa juga diharapkan untuk menjaga persatuan dan integritas Republik Indonesia. Proyek Palapa Ring, yang telah ditunda sejak awal 2007, juga menggunakan nama yang sama. Sebelumnya di SKSD Palapa 1976 dan sekarang Palapa Ring 2019.
Tidak ada perang yang dapat dimenangkan tanpa dukungan telekomunikasi. Sebagai tentara dan kepala Negara, Suharto menerjemahkan bahwa pembangunan akan dimenangkan dengan bantuan fasilitas, fasilitas, dan layanan telekomunikasi.
Monumen kedua di bidang telekomunikasi pada skala nasional, kemudian ditulis oleh Presiden Soeharto pada saat peresmian Pusat Telepon Digital Indonesia (STDI) untuk semua kabupaten kota pada 23 Desember 1991 di Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Indonesia sejak itu bebas dari telepon manual dan engkol.
Pak Harto dan Pak Jokowi memimpin Indonesia dalam waktu dan lingkungan yang sangat berbeda satu sama lain.
Internet dan Kegagapan
Palapa Ring diresmikan dalam nuansa global Industry 4.0, ketika penggunaan internet of things (IoT) memungkinkan orang untuk membuat kegiatan dengan memanfaatkan sepenuhnya kemampuan online dan waktu nyata, industri robotika dan kecerdasan buatan.
Palapa Ring adalah infrastruktur broadband untuk akses internet kecepatan tinggi. Fasilitas sel 4G terutama 5G, terutama di Indonesia Timur, akan memerlukan akses broadband dari Palapa Ring.
Pak Harto, 30 tahun yang lalu membangun fasilitas telekomunikasi di Indonesia dalam lingkungan ‘gelombang ketiga global’ yang diperkenalkan oleh futurolog Alvin Toffler.
Pada waktu itu dunia sedang bergerak dari masyarakat industri ke masyarakat informasi. Kedua presiden tampaknya merespons tantangan dunia sesuai dengan tuntutan zaman.
Di masa lalu, masyarakat telah merindukan ketersediaan telepon, umum, dan toko telepon; sekarang warga adalah orang-orang beradab dalam kehidupan Smart City. Karena itu, orang tidak boleh terjebak dalam teknologi.
Fasilitas Palapa Ring harus bermanfaat, terjangkau, dan memberdayakan para penggunanya. Pesan yang perlu disampaikan oleh Menteri Komunikasi dan Informasi selama Jokowi adalah dua.
Palapa Ring adalah kendaraan untuk pengembangan budaya digital menuju peradaban nasional yang maju. Dan ingat, harapan yang harus diperoleh dalam akses kaya adalah sesuatu yang menyebarkan keinginan, kebencian dan fitnah.
https://ift.tt/2W063Y7
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.