Petugas operasional Toyota Motor Corp Masayoshi Shirayaagai menyadari harga kendaraan teknologi hybrid yang relatif mahal untuk pasar otomotif Indonesia. Itu karena faktor produk mobil masih diimpor dari Jepang.
Untuk mengurangi harga mobil hibrida dan listrik murni, rencana Toyota disiapkan. Perhatian utama perusahaan adalah mengurangi biaya produksi dengan berproduksi secara lokal.
“Ini berarti kami harus memangkas biaya produksi dan inilah kekuatan kami [untuk membangun mobil hibrida dan listrik yang terjangkau],” kata Shirayaagai kepada Odaiba, Jepang, Selasa (22/10).
Pemerintah terbuka lebar untuk produsen otomotif yang tertarik untuk menjual kendaraan hybrid di dalam ruangan.
Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang kendaraan berbasis listrik dilakukan pada 12 Agustus 2019 dan pengembangan insentif pajak diharapkan dapat memprovokasi produsen untuk berinvestasi pada mobil hybrid buatan lokal. dan listrik.
Di Indonesia, segmen mobil yang menguntungkan bagi konsumen berada di kisaran harga Rp 250 hingga Rp 300 juta. Persaingan ketat di segmen ini diharapkan dapat digunakan oleh produsen untuk menawarkan produk mobil hybrid dengan harga yang wajar.
Namun, di tengah pasar terbuka yang luas, Toyota tidak yakin dengan model mobil penumpang untuk bermain di pasar mobil hybrid. Shirayaagai menjelaskan bahwa belum ada gambaran karena tarifnya masih bertentangan dengan peraturan insentif pemerintah yang dirancang.
“Kami menawarkan produk yang lebih banyak menuntut melalui pangsa pasar, tentu saja di Indonesia permintaan mobil hybrid sangat besar, mobil hybrid lebih banyak diterima di sana yang dinikmati masyarakat.
“Kami belum memutuskan, tetapi setelah kami membuat keputusan, kami akan segera memberi tahu,” katanya.
Manajer Umum Eksekutif PT Toyota-Astra Motor (TAM) Fransiscus Soerjopranoto, bertemu di lokasi yang sama, mengakui bahwa pihaknya masih menunggu kepastian pengumuman instruksi teknis (petunjuk teknis) dalam bentuk Peraturan Menteri (PM) untuk mendukung Perpres kendaraan listrik.
Menurut seorang teman dekat bernama Soerjo, kepastian peraturan membuat perusahaan lebih fleksibel dalam menentukan arah pengembangan otomotif Toyota ke depan.
“Toyota terus mengembangkan teknologi yang berkaitan dengan kendaraan yang lebih ramah lingkungan, baik hibrida, plug-in hybrid, BEV, FCEV. Opsi-opsi ini akan disesuaikan dengan kebutuhan konsumen, regulasi pemerintah, dan kondisi Indonesia. Kami akan terus membahas dengan pemerintah tentang masalah ini, “pungkas Soerjo.
https://ift.tt/2pHG5ws
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.