Sektor wahana dan perdagangan elektronik merupakan kontributor utama bagi ekonomi digital Indonesia. Perkembangan signifikan dalam sektor perjalanan dan e-niaga masing-masing didorong oleh Hari Belanja Nasional (Harbolnas) dan layanan pengiriman makanan.
Ekonomi digital Indonesia diperkirakan mencapai US $ 40 miliar, atau sekitar Rp565 triliun pada 2019. Dari jumlah ini, sektor perjalanan AS menyumbang US $ 6 miliar, sedangkan e-commerce menyumbang US $ 21 miliar atau lebih dari 50 persen.
“Pertumbuhan e-commerce sangat didorong oleh harbolnas. Naiknya gelombang naik didorong oleh layanan pengiriman makanan,” kata Direktur Pelaksana SEA Google Randy Jusuf kepada kantor Google Indonesia, Senin (7/10) ).
Randy mengatakan di Asia Tenggara ada berbagai jenis festival belanja online seperti 9.9 (9 September), Singles Day (11 November) hingga 12.12 (12 Desember).
Menurut Google Trends, pencarian terkait voucher, kupon, dan promosi yang biasanya ditawarkan oleh pemain e-Commerce selama festival belanja meningkat lebih dari dua kali lipat dalam empat tahun terakhir.
“Menurut Google Trends, pencarian terkait voucher, kupon, dan promo yang biasa ditawarkan dalam e-commerce di pusat perbelanjaan sedang meningkat,” katanya.
Selain itu, Randy juga mengatakan bahwa e-commerce memiliki strategi pemasaran yang unik untuk meningkatkan transaksi di Indonesia. E-commerce biasanya menyelenggarakan streaming langsung influencer untuk membuka kotak perangkat atau memberikan penilaian terhadap merek tertentu.
Tidak hanya itu, e-commerce juga memiliki strategi pemasaran untuk secara aktif melibatkan konsumen. E-commerce meluncurkan sejumlah game dengan misi untuk mengurangi harga item platform tertentu.
“Saat ini ada banyak influencer live streaming untuk membuka kotak beberapa perangkat untuk meningkatkan minat konsumen. Bahkan mereka juga meluncurkan game untuk mengurangi harga komoditas,” katanya.
Di sisi lain, pertumbuhan naik kendaraan juga didorong oleh pertumbuhan pengiriman pesan antara makanan dan jasa keuangan.
Randy mengatakan empat tahun lalu, platform naik-panggilan memiliki fokus utama pada penyediaan layanan transportasi berbasis aplikasi.
“Sektor ini telah berkembang, tidak hanya menyediakan layanan transportasi, tetapi juga menyediakan layanan pesan antara makanan dan layanan keuangan,” katanya.
Layanan pengiriman makanan telah menjadi faktor utama dalam mengubah perilaku konsumen sejak 2018. Layanan yang pada awalnya digunakan oleh sejumlah orang semakin banyak digunakan oleh konsumen.
“Layanan pengiriman makanan telah menjadi populer untuk memesan makanan untuk menghemat waktu, menghindari lalu lintas, dan cuaca hangat,” kata Randy.
Jumlah promosi memainkan peran penting untuk mendorong pengguna mencoba layanan pengiriman makanan. Tidak mengherankan, minat terhadap layanan ini telah meningkat tajam.
“Menurut Google Trends, pencarian merek pengiriman makanan online telah berkembang lebih dari 13 kali di Indonesia,” kata Randy.
https://ift.tt/2odEU7H
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.