24 Januari 2020

Operator Siap Lakukan Verifikasi Kartu SIM Menggunakan Sidik Jari

Operator siap mengikuti saran untuk memvalidasi kartu SIM menggunakan data biometrik seperti sidik jari. Hal itu diungkapkan oleh Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Indonesia (ATSI) sebagai tanggapan terhadap proposal BRTI (Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia) untuk melengkapi keamanan pendaftaran kartu SIM dan bertukar dengan validasi data biometrik pemegang kartu SIM.

Sekretaris Negara ATSI Marwan Baasir mengatakan banyak anggota ATSI juga telah melakukan proses pengujian biometrik. Dalam fitur biometrik, operator akan bekerja dengan Direktur Populasi Umum dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri.

“Harapan kami adalah bahwa jika pemerintah memintanya, kami akan, hanya mungkin (verifikasi biometrik dan) outlet di 34 provinsi yang perlu ditangani. Jika semua pendaftaran biometrik ada di stan, kita berbicara tentang 330 juta pengguna ponsel, “kata Marwan kepada wartawan di Kantor Kemenkominfo, di Jakarta Pusat (22/1).

Marwan khawatir bahwa karyawan di outlet operator dapat kewalahan jika komunitas biometrik terdaftar di stan. Marwan mengatakan bahwa pada awal pendaftaran, toko dapat beroperasi sampai subuh.

“Apa yang harus dipertimbangkan adalah tantangan kami dalam hal validasi fisik, bagaimana menangani 330 juta pelanggan yang memasuki gerai,” kata Marwan.

Marwan mengakui bahwa ada kesenjangan dalam verifikasi data SOP yang diterapkan untuk outlet. Masalah utama adalah kurangnya implementasi SOP karena banyak konsumen yang meminta layanan khusus.

Marwan mengatakan data biometrik juga harus dicakup oleh kebijakan mengenai data pribadi. Namun, biometrik saat ini masih sedang diuji oleh operator. Biometrik dalam bentuk pemindaian wajah, sidik jari dan iris dilindungi dalam konteks data pribadi dalam UU ITE, PP 71 PSTE, dan UU No.36 Tahun 1999 Telepon.

“Misalnya KTP, kadang orang juga datang ke gerai, ‘saya sudah 10 tahun, hanya percaya’, sering kita lakukan,” katanya.

Wakil Ketua Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan penerapan biometrik sebenarnya akan membebani biaya operasional lebih banyak pada operator.

“Tetapi semakin mahal, semakin aman. Kami adalah cara membuat sistem aman, tetapi efisien dan nyaman,” kata Semuel.

Komisaris BRTI I Ketut Prihadi Komisaris Krishna Mukti mengatakan kantornya akan melihat kesiapan Dukcapil untuk tes biometrik ini. Karena saat ini, Duckapil juga merasa pendaftaran prabayar berakhir.

Karena suatu hari ratusan ribu orang dapat mendaftarkan kartu baru. Beban biometrik tentunya akan lebih kuat untuk jaringan Dukcapil dalam proses pendaftaran. Ketut mengatakan partainya telah bertemu dengan Direktur Dukcapil Zudan Arif Fakrulloh.

“Pak Zudan mengakui, dia mendukungnya, yang hanya diperlukan secara teknologi,” kata Zudan.

https://ift.tt/38Ew0S9
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Facebook Page

TRANSLATE

Translate This Page
English French German Spain Italian Dutch
Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Entri yang Diunggulkan

Keunikan Pulau Kumala, Destinasi Wisata Dekat Ibu Kota Baru

SuaraKaltim.id – Pulau Kumala merupakan salah satu destinasi wisata menarik yang dekat dengan ibu kota baru Nusantara. Pulau Kumala terletak...

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog