Smartfren mengatakan dia terbuka dengan konsep berbagi jaringan antara operator seluler untuk mengimplementasikan jaringan 5G di Indonesia. Jaringan 5G dikatakan membutuhkan spektrum tinggi.
Presiden Smartfren Merza Fachys mengatakan keterbukaan ini diperlukan untuk mengejar keunggulan dalam mengembangkan jaringan 5G di Indonesia.
“Jika berbagi adalah untuk efisiensi, itu tidak ingin menjadi efisien. Tujuannya adalah untuk mengoptimalkan kapasitas nasional sehingga tidak sia-sia,” kata Merza ketika ditemui wartawan di Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, Jumat (6/9).
Selain itu, Merza mengatakan berbagi jaringan juga dapat mengurangi impor perangkat base transceiver (BTS). Untuk operator dengan sejumlah kecil pengguna di satu tempat, berbagi jaringan dapat dilakukan untuk menyediakan jaringan di tempat.
Sayang sekali bahwa dalam satu area kecil ada 5 jaringan yang sama sifatnya. Meskipun sebagian besar barang semuanya diimpor, valuta asing nasional terbuang hanya untuk membeli sesuatu yang berlipat ganda, ”kata Merza.
Apalagi Merza mengatakan dalam konsep ini, operator tidak perlu membangun infrastruktur jaringan dari awal dengan investasi besar. Dengan demikian, operator dapat berinvestasi dalam hal-hal lain.
“Jika tidak banyak penghuni atau lebih sedikit pengguna, mungkin ada jaringan. Investasi lain ada di tempat lain,” katanya.
Di masa lalu, Direktur Teknologi XL Axiata Yessie D Yosetya telah menyatakan bahwa berbagi jaringan 5G dapat menjadi pertimbangan dalam menghadapi era 5G.
“Untuk infrastruktur 5G, sharing jaringan harus dipertimbangkan,” katanya, Kamis (5/9).
https://ift.tt/2ZFxDyY
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.