21 November 2019

Taksi Konvensional Berencana Gunakan Metode Pembayaran Digital

Penyedia transportasi umum, Bluebird mengatakan tidak mengesampingkan kemungkinan mengundang perusahaan instrumen pembayaran digital selain Dana, seperti Ovo untuk memberikan opsi pembayaran kepada penggunanya.

“Ini masih merupakan peluang yang dapat kita ambil, tetapi jika ini dalam bentuk kolaborasi, kolaborasi yang diundang perlu dibahas,” Direktur PT Bluebird Tbk Sigit Djokosoetono mengatakan kepada staf media setelah acara. Kolaborasi Bluebird dengan DANA di kantor pusat Bluebird, Jakarta, Rabu (11/20)).

Meskipun, Sigit mengatakan perusahaan tidak hanya fokus pada pengembangan pembayaran Bluebird secara otomatis. Namun, Bluebird menawarkan opsi pembayaran lain, misalnya dengan kartu kredit atau debit.

Jika memungkinkan, Bluebird akan mengambil alih perusahaan pembayaran digital lainnya yang belum digunakan secara publik.

“Jika Anda tidak menggunakan instrumen pembayaran A, Anda pindah ke B tetapi orang-orangnya sama, manfaatnya tidak begitu terlihat. Tetapi jika ternyata ada pasar pembayaran digital yang belum digunakan, itu adalah fokus kami, “kata Sigit.

Penyelidikan ke Ovo, pengguna perusahaan perjalanan Grab telah memberikan opsi pembayaran melalui Ovo sejak Juli 2018. Pengguna yang mengisi saldo untuk digunakan sebagai biaya transportasi, mungkin juga biasa makan di restoran yang disponsori Ovo.

Selain bekerja dengan Grab, platform pembayaran digital yang dimiliki oleh Lippo Group juga terhubung dengan Bank Mandiri, Alfamart, dan Moka. Melalui kemitraan ini, pengguna OVO dapat melakukan transaksi dengan pedagang Mandiri, dan sebaliknya.

Selain itu, ada berita bahwa Grab sedang dalam pembicaraan untuk menggabungkan OVO dengan DANA untuk bersaing dengan bisnis uang elektronik Gojek, Gopay.

Lakukan Peremajaan Armada

Bluebird mencatat bahwa salah satu strategi perusahaan untuk terus ‘eksis’ di tengah persaingan taksi online adalah mendefinisikan ulang kendaraan taksi mereka. Menurut Sigit, stimulasi adalah bisnis inti Bluebird (bisnis inti) untuk melayani pelanggannya.

“Tentu saja ini adalah strategi bisnis utama kami, tetapi kami yakin bahwa tidak ada pelanggan yang menginginkan mobil lama. Jadi kami melakukan stimulasi kendaraan, ini adalah strategi utama kami untuk menjaga pelanggan tetap aman dan nyaman,” katanya.

Meskipun, Sigit tidak yakin berapa banyak kendaraan yang akan diperbaiki. Selain stimulasi, Bluebird juga akan mengembangkan kendaraan seperti bus antar-kota dan bandara. Dengan demikian, kendaraan lain seperti bus dan limusin akan lebih berkembang karena pelanggan mereka tidak hanya akan menggunakan taksi.

“Kami juga memiliki layanan sewa jangka panjang karena selain Bluebird, ada sewa korporat, yang disewakan selama 2 hingga 3 tahun. Mereka juga menjadi fokus pengembangan tahun depan,” pungkasnya.

Persaingan meminta perusahaan taksi online atau biasa disebut ride hailing, terutama Grab dan Gojek. Bluebird telah benar-benar bekerja dengan Gojek sejak 2017.

Kemitraan yang sama diwujudkan dengan layanan Go-Bluebird. Jenis layanan baru ini, pengguna dapat memesan kendaraan khusus untuk taksi Bluebird.

https://ift.tt/2pGK0tK
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Facebook Page

TRANSLATE

Translate This Page
English French German Spain Italian Dutch
Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Entri yang Diunggulkan

Keunikan Pulau Kumala, Destinasi Wisata Dekat Ibu Kota Baru

SuaraKaltim.id – Pulau Kumala merupakan salah satu destinasi wisata menarik yang dekat dengan ibu kota baru Nusantara. Pulau Kumala terletak...

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog