Pengamat Keamanan Siber Pratama Persadha mengatakan Badan Layanan Sipil Negara (BKN) sebagai penyelenggara uji Calon Pegawai Negeri Sipil 2019 (CPNS) harus selalu waspada untuk jenis serangan cyber ini.
Pratama, yang juga Ketua CISSReC Cyber Security dan Communication Research Institute, mengatakan BKN harus waspada terhadap ancaman penolakan layanan yang didistribusikan (DDoS) yang dapat melumpuhkan situs web.
“Serangan Nisa adalah karena serangan DDoS, yang merupakan upaya manusia untuk secara sengaja menciptakan ribuan proses yang menyerang sistem sekaligus,” kata Pratama ketika dihubungi. kami, Selasa (12/11).
DDoS sendiri adalah metode serangan dengan membanjiri server dengan paket besar kapasitas data, serangan ini dilakukan terus menerus hingga sistem tidak dapat menyimpan data dan akhirnya rusak.
Sementara itu, pengamat keamanan cyber dari Vaksin.com Alfons Tanujaya di sisi lain menyarankan bahwa BKN juga akan membantu mengamankan data hasil tes CPNS.
Dia mengatakan ada potensi bagi peretas untuk mengakses dan memodifikasi data hasil tes di CPNS jika BKN belum menyimpan data hasil tes dengan benar.
“Kemudian ketika pengumuman dibuat, data hasil CPNS harus disimpan dengan benar dan tidak diakses atau dimodifikasi oleh peretas,” kata Alfons.
Dia mengatakan menyimpan hasil tes harus disimpan di tempat yang tidak terhubung ke internet. Pemrosesan dan pemrosesan data dilakukan dalam penyimpanan yang tidak disimpan di internet.
“Situs web seharusnya hanya ditampilkan dan sistem pemrosesan pegawai negeri dasar dipisahkan dengan baik dari internet sehingga tidak mudah diretas atau dimodifikasi,” katanya.
Sejauh ini tidak ada laporan yang terkait dengan server BKN untuk daftar CPNS 2019 di sscn.bkn.go id, mengalami serangan atau melambat. BKN sebelumnya juga mengklaim telah mempersiapkan diri sehubungan dengan keamanan cyber dan meningkatkan kapasitas penyimpanan dan bandwidth.
https://ift.tt/2CTcDad
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.