Meskipun tidak memiliki lisensi untuk memegang dompet digital, Bukalapak sekarang menawarkan opsi pembayaran offline dengan QR. Dengan menggunakan kode QR yang disediakan oleh Bukalapak, pemilik kios, penjual bakso, cilor, dan ketoprak, sekarang dapat menerima pembayaran dari berbagai dompet digital yang ada.
Perbedaannya adalah bahwa Bukalapak menggunakan teknologi QRIS (Kode Respon Cepat Standar Indonesia), yang baru saja diluncurkan oleh Bank Indonesia pada 17 Agustus. Menggunakan kode QR ini, pengguna dapat bertransaksi menggunakan dompet digital apa pun dengan kode QR yang sama. Pembayaran dengan kode QR ini sama dengan yang disediakan oleh OVO, Gopay, dan FUND.
“Kami bukan pemain e-wallet, jadi kami adalah pedagang pedagang (pengumpul dompet digital), sehingga kami dapat menerima semua pembayaran,” jelas Rahmat Danu Andika, Wakil Presiden O2O (online ke offline) Bertemu di konferensi pers, Rabu (22/8).
Pada saat ini, pemilik dompet digital A tidak dapat melakukan transaksi jika pemindaian kode QR dari dompet digital B. Kode QRIS QRIS dapat dipindai oleh pemilik DANA, LinkAja, Gopay, OVO, dan banyak lagi.
Bukalapak mengklaim sebagai perusahaan pertama yang menerapkan QRIS. Perusahaan e-commerce juga mengatakan penggunaan kode QR berhasil meningkatkan 10 persen dari penjualan mitra-mitranya.
“Pada fase pertama ini kami mengundang 1000 mitra Bukalapak untuk mengimplementasikan QRIS,” jelas Natalia Firmansyah, Kepala Keuangan Bukalapak.
Dalam fase pengujian ini, 1000 mitra Bukalapak berada di sekitar Kemang. Mitra warung, kios kursi roda, gerobak penjual makanan mulai dari bakso, kafe, hingga ketoprak juga telah memasang kode QR Bukalapak.
“Mengikuti kami sedang mencoba untuk mendapatkan 2 juta mitra Bukalapak untuk bergabung,” katanya.
Pada kesempatan yang sama, Djauhari Sitorus, Kepala Kantor Manajemen Proyek SNKI, mengatakan bahwa menggunakan QRIS sangat mudah dan murah. Karena, penjual dan vendor tidak harus menyediakan mesin QR mahal.
“(Dibayar oleh) QR menarik karena tidak perlu membeli mesin EDC mahal. Gunakan kartu yang membutuhkan PIN dan kartu. Pedagang juga tidak terpengaruh oleh pembayaran karena prosesnya cepat. Ini hampir seperti mereka menerima uang tunai. Ini adalah pengubah permainan (change of game), “katanya. .
Lebih lanjut, Djauhari berharap bahwa penetrasi pembayaran QR di Indonesia akan sebesar di Cina. Dia juga memberikan contoh penggunaan QR di India yang dapat digunakan untuk rekening bank.
https://ift.tt/30vCTl0
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.