Nilai tukar rupiah tergelincir dari penguatannya terhadap dolar AS dan melemah dalam perdagangan pagi ini, Senin (8/12/2019).
Menurut data Bloomberg, pergerakan nilai tukar rupiah ke pembukaan spot menurun 12 poin atau 0,08 persen menjadi US $ 14.205 per dolar dan diamati menurun 19 poin atau 0,13 persen menjadi 14.213 pada pukul 08.15 siang. .
Dalam perdagangan Jumat (9/8/2019), nilai tukar rupiah masih mampu menguat 19 poin atau 0,13 persen dan berakhir pada kurs Rp14.194 per dolar AS, valuasi tiga hari berturut-turut, seiring dengan melemahnya dolar AS.
Sementara itu, dalam perdagangan Jumat, indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama, ditutup 0,13 persen atau 0,127 poin menjadi 97.491.
Pergerakan indeks dolar terpantau kembali ke zona hijau dan naik 0,02 persen atau 0,023 poin menjadi 97,514 pagi ini, Senin (12/8) pukul 08.05 sore.
Dalam perdagangan pagi ini, indeks dolar AS bergerak antara 97.556 – 97.535.
Apa pergerakan rupiah berikutnya terhadap dolar AS hari ini?.
Pukul 09.44 siang: Nilai Tukar Rupiah Rusak 31 Poin.
Nilai tukar rupiah turun 31 poin atau 0,22 persen ke level Rp14.225 per dolar AS, sementara indeks dolar AS turun 0,01 persen atau 0,009 poin ke posisi 97.482.
Pukul 08.46 sore: Nilai Tukar Rupiah Rusak 31 Poin.
Nilai tukar rupiah turun 31 poin atau 0,22 persen ke level Rp14.225 per dolar AS, sedangkan indeks dolar AS naik 0,035 poin atau 0,04 persen menjadi 97,526.
Nilai tukar Rupiah Nilai Terbuka 11 Poin.
Dalam perdagangan hari ini, Senin (9/12/2019), rupiah diperkirakan akan dibuka lebih tinggi meskipun baru-baru ini ditutup sedikit di atas level Rp14.150 per dolar AS menjadi Rp14.222 per dolar AS.
PT Presiden Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan “rupiah ditutup pada akhir pekan lalu, meskipun defisit transaksi berjalan, karena didukung oleh upaya Bank Indonesia (BI) untuk melonggarkan kebijakan lagi keuangannya”.
“Rupiah telah menguat menerima dukungan dari data eksternal dan internal, terutama pengumuman Bank Indonesia tentang penurunan suku bunga lebih lanjut,” kata Ibrahim, dikutip dalam pernyataan resminya, Jumat (09/9) 08/2019).
BI menekankan bahwa ada cukup ruang untuk melonggarkan kebijakan keuangan dengan memangkas suku bunga.
Selain itu, BI mengatakan bahwa kebijakan akomodasi sedang dilaksanakan sesuai dengan prakiraan inflasi yang rendah dan kebutuhan untuk mendorong momentum pertumbuhan ekonomi, di tengah kondisi ketidakpastian pasar keuangan dan stabilitas eksternal.
https://ift.tt/2YXG7Mv
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.