Tampilkan postingan dengan label 2020 at 10:36AM. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label 2020 at 10:36AM. Tampilkan semua postingan

07 Maret 2020

WHO Imbau Tak Gunakan Uang Tunai, Dana dan Gopay Panen Transaksi?

WHO mendesak masyarakat untuk tidak menggunakan uang kertas untuk mengurangi penyebaran virus korona. Perusahaan teknologi keuangan (fintech) untuk pembayaran DANA juga mencatat peningkatan, setelah pengumuman oleh dua warga Depok positif covid-19. Karena LinkAja mengatakan tidak ada yang berubah.

DANA Chief Communications Officer (CCO) Chrisma Albandjar mengatakan transaksi telah turun setelah pengumuman dua warga yang terinfeksi virus corona pada Senin (2/3). Namun, DANA kemudian mencatat peningkatan transaksi yang signifikan.

“Tagihan dan pulsa berkontribusi signifikan terhadap peningkatan lebih dari 11% dalam transaksi DANA,” kata Chrisma, Jumat (6/3) malam. Saat ini, DANA menarik lebih dari 35 juta pengguna di Indonesia.

Dia tidak secara eksplisit menyebutkan bahwa peningkatan itu karena kekhawatiran terkait dengan virus korona. “Pengguna DANA dapat berdagang Langsung dan RealTime kapan saja dan di mana saja, sehingga mereka tidak harus meninggalkan rumah,” katanya.

Sementara Kepala Merek dan Komunikasi Grup LinkAja Profit Ignatius telah mengungkapkan bahwa tidak ada anomali dalam peningkatan dan penurunan transaksi. “Sepertinya tidak mungkin akan ada dampak pada transaksi. Lagi pula, tidak ada alasan untuk lebih banyak orang atau pengurangan transaksi karena korona,” katanya.

Namun, Pemasaran SVP GoPay Timothius Martin memperkirakan bahwa transaksi tersebut akan meningkatkan layanan kesehatan khususnya. “Layanan kesehatan yang tersedia untuk Gojek, Halodoc dan beberapa mitra kami lainnya cenderung meningkat (transaksi),” kata Timothius kepada Jakarta, Kamis (5/3).

Kami juga menghubungi OVO mengenai dampak wabah virus korona pada transaksi. Namun, hingga berita ini diumumkan belum ada tanggapan.

Dikutip dari The Telegraph, covid-19 bisa macet di kertas bank selama berhari-hari. Tidak ada penelitian yang terkait dengan ini. Namun, Bank of England juga mengakui bahwa uang tunai dapat membawa bakteri atau virus.

Karena itu, WHO mendesak konsumen untuk mencuci tangan setelah memegang uang kertas. Pada pertengahan bulan lalu, bank sentral China telah menghapus uang tunai yang dapat terinfeksi virus korona.

Uang kertas yang rusak sebagian besar berasal dari daerah berisiko tinggi yang terkontaminasi oleh co-19 seperti Wuhan, rumah sakit dan pasar.

Semua bank di China diminta untuk membersihkan uang tunai dengan disinfektan, sinar ultraviolet dan menaruhnya di kamar bersuhu tinggi. Kemudian, uang itu harus disimpan selama tujuh hingga 14 hari sebelum dilepaskan ke konsumen.

Dikutip dari CNN International, covid-19 tidak dapat ditransmisikan oleh benda mati. Namun, penderita dapat menularkan virus korona melalui cairan seperti tetes atau partikel kecil dari mulut atau keringat saat menangani benda mati.

Menurut sebuah penelitian di New York pada 2017, uang ditemukan dalam peran DNA hewan, jejak obat, bakteri dalam virus. Namun, bukan berarti uang itu berbahaya bagi kesehatan.

Sumber: Kunjungi website
Share:

22 Februari 2020

JD.id Jadi Startup Keenam di Indonesia Yang Dapat Status Unicorn

Platform e-commerce JD.id mengkonfirmasi kepada DailySocial bahwa penilaian perusahaan melebihi US $ 1 miliar. JD.id kemudian menambahkan jalur unicorn Indonesia ke 6 perusahaan. Daftar “elit” ini termasuk Gojek, Tokopedia, Traveloka, Bukalapak, dan Ovo. Tiga startup dalam kisaran ini beroperasi dalam vertikal e-commerce.

JD.id enggan menjelaskan jumlah dana yang terkumpul dan nilai apresiasi saat ini. Mereka juga belum mengkonfirmasi pendanaan gosip dari Gojek yang telah banyak terdengar sejak tahun lalu. Menurut sumber kami, ada banyak pihak yang terlibat dalam pendanaan terbaru.

Awal tahun lalu Gojek dan JD mengumumkan pengembangan usaha patungan.

Situs e-commerce, yang memiliki jargon “penjualan barang nyata”, telah datang ke Indonesia sebagai hasil dari kerjasama strategis antara raksasa e-commerce Cina JD.com dan Penyedia ekuitas swasta Modal. Provident sendiri adalah investor Gojek dan bersama dengan JD.com juga telah mendirikan usaha patungan JD di Thailand.

Menurut laporan SEA e-Conomy, pangsa pasar e-commerce Indonesia akan mencapai US $ 21 miliar pada tahun 2019 dan diperkirakan akan tumbuh pesat menjadi US $ 82 miliar pada tahun 2025. Tidak ada keraguan bahwa raksasa e-commerce akan terus mengadopsi strategi bisnis.

Lanskap kompetitif di dunia bisnis sangat ketat, karena JD.id berurusan dengan Shopee, Tokopedia, Bukalapak, dan Lazada unicorn lainnya.

Pada tahun 2019, Tokopedia mencatat Nilai Merchandise Bruto (GMV) senilai 222 triliun Rupiah. Selama paruh pertama 2019, Bukalapak diumumkan oleh GMV untuk mencapai 70 triliun Rupiah, sementara pada saat yang sama Shopee mendaftarkan GMV pada 20,1 triliun Rupiah.

Sumber: Kunjungi website
Share:

Facebook Page

TRANSLATE

Translate This Page
English French German Spain Italian Dutch
Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Entri yang Diunggulkan

Keunikan Pulau Kumala, Destinasi Wisata Dekat Ibu Kota Baru

SuaraKaltim.id – Pulau Kumala merupakan salah satu destinasi wisata menarik yang dekat dengan ibu kota baru Nusantara. Pulau Kumala terletak...

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog