WHO mendesak masyarakat untuk tidak menggunakan uang kertas untuk mengurangi penyebaran virus korona. Perusahaan teknologi keuangan (fintech) untuk pembayaran DANA juga mencatat peningkatan, setelah pengumuman oleh dua warga Depok positif covid-19. Karena LinkAja mengatakan tidak ada yang berubah.
DANA Chief Communications Officer (CCO) Chrisma Albandjar mengatakan transaksi telah turun setelah pengumuman dua warga yang terinfeksi virus corona pada Senin (2/3). Namun, DANA kemudian mencatat peningkatan transaksi yang signifikan.
“Tagihan dan pulsa berkontribusi signifikan terhadap peningkatan lebih dari 11% dalam transaksi DANA,” kata Chrisma, Jumat (6/3) malam. Saat ini, DANA menarik lebih dari 35 juta pengguna di Indonesia.
Dia tidak secara eksplisit menyebutkan bahwa peningkatan itu karena kekhawatiran terkait dengan virus korona. “Pengguna DANA dapat berdagang Langsung dan RealTime kapan saja dan di mana saja, sehingga mereka tidak harus meninggalkan rumah,” katanya.
Sementara Kepala Merek dan Komunikasi Grup LinkAja Profit Ignatius telah mengungkapkan bahwa tidak ada anomali dalam peningkatan dan penurunan transaksi. “Sepertinya tidak mungkin akan ada dampak pada transaksi. Lagi pula, tidak ada alasan untuk lebih banyak orang atau pengurangan transaksi karena korona,” katanya.
Namun, Pemasaran SVP GoPay Timothius Martin memperkirakan bahwa transaksi tersebut akan meningkatkan layanan kesehatan khususnya. “Layanan kesehatan yang tersedia untuk Gojek, Halodoc dan beberapa mitra kami lainnya cenderung meningkat (transaksi),” kata Timothius kepada Jakarta, Kamis (5/3).
Kami juga menghubungi OVO mengenai dampak wabah virus korona pada transaksi. Namun, hingga berita ini diumumkan belum ada tanggapan.
Dikutip dari The Telegraph, covid-19 bisa macet di kertas bank selama berhari-hari. Tidak ada penelitian yang terkait dengan ini. Namun, Bank of England juga mengakui bahwa uang tunai dapat membawa bakteri atau virus.
Karena itu, WHO mendesak konsumen untuk mencuci tangan setelah memegang uang kertas. Pada pertengahan bulan lalu, bank sentral China telah menghapus uang tunai yang dapat terinfeksi virus korona.
Uang kertas yang rusak sebagian besar berasal dari daerah berisiko tinggi yang terkontaminasi oleh co-19 seperti Wuhan, rumah sakit dan pasar.
Semua bank di China diminta untuk membersihkan uang tunai dengan disinfektan, sinar ultraviolet dan menaruhnya di kamar bersuhu tinggi. Kemudian, uang itu harus disimpan selama tujuh hingga 14 hari sebelum dilepaskan ke konsumen.
Dikutip dari CNN International, covid-19 tidak dapat ditransmisikan oleh benda mati. Namun, penderita dapat menularkan virus korona melalui cairan seperti tetes atau partikel kecil dari mulut atau keringat saat menangani benda mati.
Menurut sebuah penelitian di New York pada 2017, uang ditemukan dalam peran DNA hewan, jejak obat, bakteri dalam virus. Namun, bukan berarti uang itu berbahaya bagi kesehatan.
Sumber: Kunjungi website
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.