Tampilkan postingan dengan label March 07. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label March 07. Tampilkan semua postingan

07 Maret 2020

E-Commerce Bakal Tindak Penjual Masker dan Hand Sanitizer Mahal

Perusahaan e-commerce Blibli.com akan membobol mitra bisnis yang menjual masker, pembersih tangan, tisu basah untuk mencuci sabun dengan harga yang tidak masuk akal di tengah ledakan virus korona (Covid- 19).

Manajer Akun Barang Konsumen Senior Blibli, Priscilia Chintya menjelaskan bahwa tahap awal Blibli akan memperingatkan pedagang dan menyembunyikan produk sehingga tidak dapat diakses oleh konsumen. Selanjutnya, jika tidak ada respons dari pedagang, produk yang diperdagangkan akan dihapus.

“Jika tidak ada respons dari pedagang [mitra], produk akan turun dari halaman [perdagangan],” kata Priscilia, Jumat (6/3).

Lihat juga: Tren dan Peluang Industri E-Commerce di Indonesia 2020
Seperti diketahui, permintaan akan masker dan pembersih tangan telah meningkat setelah pemerintah mengumumkan bahwa virus korona telah menginfeksi warga Depok awal pekan ini.

Karena itu, Priscilia menjelaskan bahwa perusahaannya memiliki tim yang terus memantau harga produk pembersih, masker, dan tisu basah. Jika penjual menemukan penjual produk yang ditentukan dengan harga yang tidak standar, maka tindakan akan diambil.

Blibli juga meyakinkan bahwa mitra dagang dapat memenuhi lonjakan permintaan untuk produk-produk ini.

“Kami juga terus berkomunikasi dengan semua pedagang kami untuk memastikan bahwa kami dapat memenuhi kebutuhan dan memberikan layanan terbaik bagi pelanggan,” kata Priscilia.

Priscilia mengimbau pelanggan untuk menghubungi Blibli Customer Care ketika mereka menemukan produk kesehatan yang berkaitan dengan pencegahan virus korona.

Di masa lalu, Alkitab dan Shopee telah mengakui bahwa ada kemajuan dalam transaksi untuk produk kesehatan.

Namun, Blibli dan Shopee menolak menyebutkan jumlah lonjakan transaksi untuk produk-produk ini.

Sumber: Kunjungi website
Share:

WHO Imbau Tak Gunakan Uang Tunai, Dana dan Gopay Panen Transaksi?

WHO mendesak masyarakat untuk tidak menggunakan uang kertas untuk mengurangi penyebaran virus korona. Perusahaan teknologi keuangan (fintech) untuk pembayaran DANA juga mencatat peningkatan, setelah pengumuman oleh dua warga Depok positif covid-19. Karena LinkAja mengatakan tidak ada yang berubah.

DANA Chief Communications Officer (CCO) Chrisma Albandjar mengatakan transaksi telah turun setelah pengumuman dua warga yang terinfeksi virus corona pada Senin (2/3). Namun, DANA kemudian mencatat peningkatan transaksi yang signifikan.

“Tagihan dan pulsa berkontribusi signifikan terhadap peningkatan lebih dari 11% dalam transaksi DANA,” kata Chrisma, Jumat (6/3) malam. Saat ini, DANA menarik lebih dari 35 juta pengguna di Indonesia.

Dia tidak secara eksplisit menyebutkan bahwa peningkatan itu karena kekhawatiran terkait dengan virus korona. “Pengguna DANA dapat berdagang Langsung dan RealTime kapan saja dan di mana saja, sehingga mereka tidak harus meninggalkan rumah,” katanya.

Sementara Kepala Merek dan Komunikasi Grup LinkAja Profit Ignatius telah mengungkapkan bahwa tidak ada anomali dalam peningkatan dan penurunan transaksi. “Sepertinya tidak mungkin akan ada dampak pada transaksi. Lagi pula, tidak ada alasan untuk lebih banyak orang atau pengurangan transaksi karena korona,” katanya.

Namun, Pemasaran SVP GoPay Timothius Martin memperkirakan bahwa transaksi tersebut akan meningkatkan layanan kesehatan khususnya. “Layanan kesehatan yang tersedia untuk Gojek, Halodoc dan beberapa mitra kami lainnya cenderung meningkat (transaksi),” kata Timothius kepada Jakarta, Kamis (5/3).

Kami juga menghubungi OVO mengenai dampak wabah virus korona pada transaksi. Namun, hingga berita ini diumumkan belum ada tanggapan.

Dikutip dari The Telegraph, covid-19 bisa macet di kertas bank selama berhari-hari. Tidak ada penelitian yang terkait dengan ini. Namun, Bank of England juga mengakui bahwa uang tunai dapat membawa bakteri atau virus.

Karena itu, WHO mendesak konsumen untuk mencuci tangan setelah memegang uang kertas. Pada pertengahan bulan lalu, bank sentral China telah menghapus uang tunai yang dapat terinfeksi virus korona.

Uang kertas yang rusak sebagian besar berasal dari daerah berisiko tinggi yang terkontaminasi oleh co-19 seperti Wuhan, rumah sakit dan pasar.

Semua bank di China diminta untuk membersihkan uang tunai dengan disinfektan, sinar ultraviolet dan menaruhnya di kamar bersuhu tinggi. Kemudian, uang itu harus disimpan selama tujuh hingga 14 hari sebelum dilepaskan ke konsumen.

Dikutip dari CNN International, covid-19 tidak dapat ditransmisikan oleh benda mati. Namun, penderita dapat menularkan virus korona melalui cairan seperti tetes atau partikel kecil dari mulut atau keringat saat menangani benda mati.

Menurut sebuah penelitian di New York pada 2017, uang ditemukan dalam peran DNA hewan, jejak obat, bakteri dalam virus. Namun, bukan berarti uang itu berbahaya bagi kesehatan.

Sumber: Kunjungi website
Share:

Facebook Page

TRANSLATE

Translate This Page
English French German Spain Italian Dutch
Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Entri yang Diunggulkan

Keunikan Pulau Kumala, Destinasi Wisata Dekat Ibu Kota Baru

SuaraKaltim.id – Pulau Kumala merupakan salah satu destinasi wisata menarik yang dekat dengan ibu kota baru Nusantara. Pulau Kumala terletak...

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog