Wartawan: Megha Kusumaningtrias Nugraha (MG-436) | Editor: Ronny Wicaksono
JualanBarang, BANDUNG – Untuk pertama kalinya di Bandung, karya figur kontroversial seniman Prancis Le Corbusier dipamerkan di Paviliun Selasar (Selasar Pav).
Pameran maket arsitektur bertajuk Pro Forma Le Corbusier yang digagas oleh Nenun Ruang berlangsung dari 19 Oktober hingga 6 November 2022.
David Utama, salah satu perwakilan Nenun Ruang, mengatakan pameran maket Le Corbusier ini bertujuan untuk menjadi ajang diskusi desain dan arsitektur.
Arsitek interior senior Prof. Widagdo saat berbincang dengan pendiri Selasar Sunaryo Art Space (SSAS), Sunaryo, di Selasar Pav, Bandung. (Foto: Megha Nugraha/JualanBarang Indonesia)
“Dalam konteks pameran ini, maket Le Corbusier ini menjadi ajang menyelam untuk menggali ide dan pemikiran Le Corbusier,” kata David.
Le Corbusier adalah seorang pemikir visioner dan pemberani. Ada 18 buku yang ditulisnya tentang berbagai topik mulai dari seni, arsitektur, perencanaan kota, dan teknologi.
“Itulah mengapa Le Corbusier sering dianggap sebagai sosok yang kontroversial. Karya dan pemikiran Le Corbusier menyebar dari karya seni, furnitur, perkotaan dan, tentu saja, arsitektur,” tambahnya.
Dia menambahkan, maket ini diharapkan dapat menimbulkan provokasi untuk membahas lebih jauh dan jelas pemikiran Le Corbusier.
Diharapkan melalui pameran ini, kata David, seluruh pemerhati, pemerhati dan mahasiswa arsitektur akan dihadapkan pada isu dan gagasan yang mungkin tidak selalu sejalan.
“Tapi itu bisa menjadi cermin untuk membahas masalah arsitektur yang kita hadapi di sini, dan jendela untuk melihat kemungkinan yang lebih baik,” kata David pada pembukaan pameran Pro Forma Le Corbusier di Selasar Pav, Rabu, Jalan Bukit Pakar Timur, Bandung Kota, Rabu (19/10/2022).
Le Corbusier atau Charles-Edouard Jeanneret (6 Oktober 1887 – 27 Agustus 1965) adalah salah satu arsitek yang paling banyak dipelajari dari pemikiran dan karyanya.
Lahir di Swiss dan warga negara Prancis pada tahun 1930, Le Corbusier adalah seorang arsitek yang produktif. Dia telah bekerja selama lebih dari 50 tahun dan karyanya dapat ditemukan di Eropa, Jepang, India, Amerika Utara dan Amerika Selatan.
Dalam konteks Indonesia, Le Corbusier tidak lebih dari sebuah abstraksi, baik itu sosoknya maupun karyanya.
“Le Corbusier tidak pernah berhenti di Indonesia, tidak pernah bekerja atau berbicara tentang Indonesia. Sosoknya hadir di Indonesia sebagai ide dan salah satu protagonis dalam sejarah arsitektur modern melalui akademisi dan publikasi,” jelas David.
Ide-ide dalam bukunya menunjukkan bahwa Le Corbusier adalah seorang pemikir radikal. Dia tertarik pada dasar dari proses penciptaan arsitektur. Itu sebabnya dia jarang berbicara tentang konteks, tempat, dan budaya.
“Kalaupun ada persimpangan jalan, itu tentang dialektika antara interaksi sosial dan ruang arsitektur. Baginya (Le Corbusier), arsitektur adalah protagonis dalam konstruksi aktivitas manusia sehari-hari. Manusia adalah objek arsitektur,” kata David.
Dewan Pembina, Heru Hikayat, mengatakan maket ini diharapkan menjadi lambang simbolis atau mikrokosmos yang mewakili sudut pandang Le Corbusier sepanjang karirnya, dari akhir 1800-an hingga pertengahan 20-an.
“Periodeisasi karya itu dimasukkan untuk menunjukkan perubahan bentuk, kondisi sosial atau hal-hal lain yang secara signifikan menentukan kronologi kegiatan dan sikap Le Corbusier terhadap dunia di sekitarnya,” katanya.
Maket dengan skala berbeda ini, jelas Heru, hadir sebagai presentasi utama dalam pameran tersebut. Maket ini dilengkapi dengan cuplikan informasi yang dapat memberikan gambaran singkat tentang konteks desain yang sebenarnya
“Agar masakan tidak menjadi objek tatapan terbatas pada sifat fisiknya saja,” kata Heru.
Pembukaan pameran Le Corbusier Pro Forma di Bandung sekaligus peresmian Paviliun Selasar (Selasar Pav).
Selasar Pav merupakan bagian dari ruang sementara Selasar Sunaryo Art Space (SSAS) yang menampung kegiatan di bidang desain, arsitektur, kriya dan bidang terkait lainnya.
Cabanon de vacences di Le Corbusier, rumah musim panas yang dirancang di tepi laut Cap-Martin. Pondok kayu sederhana ini menjadi tempat peristirahatan terakhir Corbusier. (Foto: Dokumentasi Tenun Tata Ruang)
Nenun Ruang adalah platform pendidikan terbuka yang berfokus pada studi desain dan arsitektur.
Nenun Ruang adalah bagian dari BYO Living, bekerja sama dengan firma arsitektur RT+Q Architects Singapore, yang menyelenggarakan pameran maket Le Corbusier di bawah lisensi dari Le Corbusier Foundation.
Pameran ini didukung oleh Wonders of Weaving, Alliance Franaise Singapore dan Indonesian Franais Institute.
Selain Selasar Pav di Kota Bandung, Kopi Manyar di Jakarta juga menjadi tuan rumah pameran maket karya arsitek Le Corbusier bertajuk Pro Forma Le Corbusier ini.
**)
arsitektur kota bandung le corbusier bandung | Penerbit |
JualanBarang adalah Toko Belanja Online dengan konsep One-stop Shopping.
Anda bisa membeli produk dan barang di sini secara mudah dan cepat tanpa harus daftar.
Sumber Link: Kunjungi website
.
Kunjungi: Temukan karya arsitektur kontroversial seniman Prancis Le Corbusier di kota Bandung
.
🏢 Toko Belanja Online
.
#belanjaonline #dirumahaja #belanjadarirumah #onlineshop #belanjamurah #belanja #olshop #belanjaonlinemurah #bajumurah #olshopmurah #belanjahemat #tokoonlinemurah #bajumurah #perlengkapanbayi #jualanku
.
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.