Namun selain faktor dominan di atas yang dapat dioptimalkan dalam strategi marketing, sesungguhnya terdapat faktor penentu lain yang tidak boleh dianggap remeh. Faktor tersebut adalah psikologi marketing.
Istilah “psikologi marketing” mungkin masih terdengar asing di telinga. Karena memang istilah tersebut tidak familiar digunakan oleh para marketer yang lebih banyak berfokus pada optimasi jenis digital marketing yang lebih populer seperti SEO, SEM, mobile marketing, content marketing, social media marketing, dan lainnya.
Bagi Difacom Solusindo Friends yang masih penasaran dan ingin tahu lebih mendalam tentang psikologi marketing, maka dapat menyimak penjelasan lengkapnya pada pembahasan di bawah ini.
Daftar Isi
Apa Itu Psikologi Konsumen dan Marketing?
Menurut seorang ahli Psikologi ternama yaitu Drs. Paulus Lilik Kristianto yang tertuang ke dalam bukunya, Psikologi Marketing adalah integrasi ilmu psikologi dan perilaku manusia ke dalam kegiatan pemasaran untuk menyukseskan tujuan pemasaran yaitu penjualan yang maksimal.
Sederhananya, Psikologi Marketing adalah salah satu ilmu dalam dunia marketing untuk memahami psikologi pelanggan saat mereka mengunjungi produk yang ditawarkan hingga pada akhirnya memutuskan untuk membeli produk tersebut.
Psikologi marketing dapat diterapkan pada strategi social media marketing, promosi melalui website, atau lainnya. Dengan menerapkan psikologi marketing, para marketer dapat lebih mudah memahami kebiasaan, sifat, kecenderungan, dan hal-hal lain yang disukai pelanggan sebelum akhirnya mereka membeli sebuah produk.
Sebagai contoh, para kaum hawa memiliki kebiasaan mudah tergiur untuk membeli pakaian ketika ada diskon besar-besaran. Mereka tidak peduli pakaian tersebut memang sedang dibutuhkan atau tidak, yang terpenting adalah mereka tidak mau melewatkan promo diskon.
Oleh karena itu, para pebisnis fashion akhirnya menggunakan promo diskon untuk mempengaruhi pelanggan perempuan agar membeli bahkan memborong produk fashion mereka.
Rahasia Jitu Untuk Memaksimalkan Psikologi Marketing
Difacom Solusindo Friends sudah tidak sabar bukan untuk mengetahui apa saja tips rahasia agar psikologi marketing berjalan lancar? Oleh karena itu langsung saja simak pembahasannya berikut.
Menerapkan Prinsip Social Proof
Sederhananya, social proof adalah memanfaatkan berbagai testimoni dan review positif dari pelanggan yang telah membeli produk sebelumnya. Selain melalui testimoni positif, social proof juga dapat terbentuk dari rekomendasi influencers dan public figure. Para influencers yang memiliki banyak pengikut serta citra diri mereka yang positif di tengah masyarakat membuat sebagian besar calon pelanggan langsung percaya dengan produk yang direkomendasikan.
Untuk menerapkan prinsip social proof dalam psikologi marketing, penggunaan media sosial adalah alat yang paling ampuh. Facebook, Twitter, dan Instagram sebagai media sosial dengan jumlah pengguna paling masif saat ini bisa dimanfaatkan untuk mengunggah berbagai testimoni dan rekomendasi dari public figure tanah air.
Menerapkan Prinsip Emotional Marketing
Prinsip emotional marketing berguna untuk menumbuhkan emosi positif dari calon pelanggan bisnis kalian. Sebagai contoh, sebuah perusahaan mengajak para calon pelanggan mereka untuk membeli produk sekaligus berdonasi untuk masyarakat kurang mampu.
Sehingga bisnis yang berjalan pun juga akan berkah karena selain mencari laba dan keuntungan, juga mampu menyebarkan energi positif kepada semua pelanggannya melalui aksi ajakan membeli sambil berdonasi.
Membuat Produk Seolah-olah Langka
Strategi rahasia dalam psikologi marketing selanjutnya adalah dengan membuat produk yang dijual seolah-olah cepat habis sehingga langka. Hal tersebut dapat membuat para calon pelanggan untuk berlomba-lomba membeli produk sebelum kehabisan karena mengira banyak yang mengincar produk tersebut.
Apabila bisnis kalian menggunakan platform e-commerce untuk memasarkan produk, jangan memasukkan stok yang terlalu banyak di e-commerce tersebut. Masukkan stok secara sedikit demi sedikit sehingga terkesan produk tersebut cepat habis.
Atau dapat pula melalui penggunaan label “limited edition” pada suatu produk agar menambah kesan eksklusif dan tidak pasaran.
Menerapkan Prinsip Decoy Effect
Sebenarnya Decoy Effect merupakan istilah yang cukup populer dalam dunia psikologi marketing. Decoy Effect adalah menyediakan tiga pilihan harga untuk membuat pelanggan menghabiskan lebih banyak uang.
Sebagai contoh, sebuah kedai makanan menjual popcorn dengan harga small Rp20,000 dan ukuran large dengan harga Rp60,000. Dengan pilihan kedua harga tersebut, mungkin para pelanggan akan lebih memilih membeli popcorn dengan ukuran small.
Namun ketika pemilik kedai menghadirkan satu lagi pilihan popcorn ukuran medium dengan harga Rp35,000, maka pelanggan akan lebih tertarik untuk membeli ukuran medium meskipun mereka harus mengeluarkan lebih banyak uang.
Menggunakan Prinsip Charm Price
Pada psikologi marketing, terdapat istilah “Charm Price” yaitu menggunakan angka 9 pada bagian belakang harga produk agar memberikan kesan ‘lebih murah’. Biasanya calon pelanggan hanya memperhatikan angka depan dari harga.
Sebuah penelitian yang terdapat pada buku Priceless juga mengungkapkan sebuah fakta bahwa jumlah penjualan dapat meningkat 24% ketika menggunakan prinsip Charm Price.
Membuat Perbandingan Harga Awal dan Harga Setelah Diskon
Dalam psikologi marketing, memang tidak dapat dipungkiri lagi jika penerapan diskon adalah strategi yang memiliki efek paling manjur. Dengan membandingkan perbedaan harga yang cukup jauh setelah diskon, akan lebih mempengaruhi psikologi calon pelanggan untuk segera membeli produk tersebut.
Menerapkan Prinsip Timbal Balik
Prinsip timbal balik sudah sering digunakan oleh pelaku bisnis saat ini. Biasanya mereka menggunakan prinsip ini untuk mengumpulkan feedback dari pelanggan. Contoh penerapan prinsip timbal balik dalam strategi marketing adalah dengan menawarkan pemberian hadiah, diskon, poin, atau koin bonus ketika pelanggan selesai melakukan transaksi pembelian produk.
Poin atau koin bonus tersebut dapat dikumpulkan dan digunakan untuk mendapatkan diskon pada pembelian selanjutnya. Dengan begitu, pelanggan akan terus berlangganan pada produk kalian.
Perusahaan decacorn yang menerapkan psikologi marketing berupa prinsip timbal balik adalah Gojek. Para pelanggan diharapkan mengumpulkan sejumlah poin agar dapat memperoleh “harta karun”. Harta karun tersebut bermacam-macam dan dapat digunakan untuk memperoleh diskon dalam transaksi berikutnya menggunakan Gojek.
Promo Untuk Pelanggan Tertentu
Dalam menjalankan sebuah strategi marketing, tentu riset adalah hal yang wajib dilakukan. Ketika mengetahui potensial customers dan pelanggan mana saja yang loyal terhadap produk tertentu, maka jadikan pelanggan tersebut target untuk diberikan diskon spesial.
Melalui strategi tersebut, pelanggan akan merasa lebih dispesialkan. Selain itu, pemberian diskon juga lebih tepat sasaran karena diterapkan melalui prinsip personalisasi.
Sebagai contoh pada aplikasi Grab, mereka memberikan diskon tertentu untuk pengguna bank Mega. Kesimpulan sementara adalah pelanggan mereka lebih banyak bertransaksi menggunakan bank Mega sehingga diskon tersebut lebih menyasar terhadap loyal and engaged customers.
Rilis Produk Baru Secara Berkala
Membeli produk yang baru dirilis akan memberikan kesan bagi pelanggan bahwa mereka selalu up-to-date dan tak ketinggalan jaman. Oleh karena itu, sangat penting bagi pelaku bisnis untuk meluncurkan produk baru secara rutin pada media sosial atau website.
Fakta tersebut didukung pula dari hasil penelitian yang dilakukan oleh University College London melalui statement “When we see something new, we see it has a potential for rewarding us in some way.”
Ketika melihat sesuatu yang baru, seseorang cenderung merasa mendapatkan reward dan ingin segera membeli produk baru tersebut untuk mengungguli orang di sekitarnya. Karena menjadi yang pertama mengetahui dan membeli sebuah produk yang baru dirilis adalah sebuah kebanggaan tersendiri bagi sebagian orang.
Meluncurkan Produk Eksklusif dengan Label “Limited Edition”
Prinsip psikologi marketing satu ini berbeda dengan strategi membuat produk menjadi langka. Karena meluncurkan produk secara eksklusif biasanya melibatkan influencers atau orang-orang hebat di belakangnya.
Seperti yang dilakukan oleh perusahaan jam tangan ternama Seiko yang meluncurkan produk terbaru hasil kolaborasi dengan One Piece. Dengan menambahkan keterangan “limited edition” pada produk, akan membuat para pelanggan mereka merasa tidak mau ketinggalan untuk segera membeli sebelum kehabisan.
Menerapkan Goal Gradient Effect
Dalam ilmu psikologi marketing, Goal Gradient Effect memiliki pengertian menghadirkan alur proses pembelian produk secara jelas pada website penjualan. Konsep dari Goal Gradient Effect sebenarnya mirip dengan Marketing Funnel. Marketing Funnel juga menjelaskan konsep tahapan pelanggan sebelum akhirnya melakukan pembelian.
Dengan mengetahui bahwa alur pembelian produk adalah sangat mudah, maka pelanggan cenderung lebih tertarik untuk akhirnya membeli produk tersebut.
Mengadakan Event Bermanfaat
Jangan salah loh, sebuah event gratis juga dapat menjadi sarana dalam mempromosikan suatu produk. Dalam psikologi marketing, berinteraksi dengan calon pelanggan secara dua arah adalah hal yang sangat positif dan diperlukan.
Melalui berbagai event gratis yang diadakan dengan mengundang expert di bidangnya, maka dapat menjangkau target audiens yang lebih luas lagi. Selain itu, brand dari bisnis kalian juga lebih dikenal dan diingat oleh calon pelanggan.
Memahami Tipe-Tipe Konsumen
Berdasarkan psikologi marketing, konsumen dapat dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu “Tightwads”, “Spendthrifts”, dan “Average Spenders”. Masing-masing kategori konsumen memiliki ciri khusus dan sifat tersendiri.
Seperti Tightwads yang memiliki sifat selalu merencanakan dan berpikir terlebih dahulu sebelum membeli sesuatu. Mereka cenderung tipe yang tidak boros dan selalu menghemat uang sehingga memerlukan strategi khusus agar mereka mau membeli suatu produk.
Spendthrifts adalah kebalikan dari Tightwads. Sedangkan Average Spenders merupakan tipe yang netral (tidak boros dan tidak hemat). Mereka cenderung membeli barang yang memang diperlukan atau barang yang bermanfaat.
Menerapkan Prinsip Penawaran “Devil’s Advocate”
Inti dari prinsip “Devil’s Advocate” adalah perusahaan harus mampu menjawab berbagai persoalan dan kebingungan konsumen melalui produk yang ditawarkan. Sederhananya, produk yang dijual harus memiliki value yang tinggi dan mampu menjadi solusi bagi segala kekhawatiran pelanggan.
Menunjukkan Unique Selling Point (USP) dari Produk
Semenjak era covid-19 telah merajalela dan membuat segala kehidupan bertransformasi sepenuhnya ke arah daring, maka banyak masyarakat beralih membuka bisnis sebagai sumber perekonomian mereka.
Hal tersebut membuat persaingan dalam bisnis perdagangan menjadi semakin ketat. Sehingga diperlukan strategi khusus untuk menghadapinya. Salah satu strategi yang diperlukan adalah menunjukkan USP dari produk yang dijual.
Calon pelanggan biasanya akan membandingkan sebuah produk dengan milik kompetitor sebelum memutuskan untuk membeli. Apabila produk kalian memiliki keunikan yang mampu menarik pelanggan dan bersaing dengan kompetitor, maka dapat dipastikan bisnis kalian akan bisa bertahan dengan lama di pangsa pasar.
Hindari Menggunakan Kalimat Perintah pada Copywriting
Menurut prinsip psikologi marketing, sebaiknya menghindari penggunaan kata perintah dalam copywriting suatu iklan. Sebagai gantinya, gunakan pendekatan kalimat yang lebih lunak dan terkesan tidak memaksa.
Berikut disajikan contoh panduan copywriting yang dapat kalian gunakan, daripada kalimat seperti “Berlanggananlah sekarang juga untuk menikmati diskon 50%”, akan lebih baik untuk dibaca jika kalimat dengan makna yang sama berbunyi “Nikmati akses penuh ke semua fitur premium dengan potongan harga hingga 50%”. Terdengar lebih menarik bukan?
Kesimpulan
Memahami dan menerapkan psikologi marketing adalah hal yang wajib dilakukan oleh marketer ataupun pemilik bisnis. Beberapa tips rahasia untuk mengoptimalkan psikologi marketing yaitu menerapkan prinsip social proof, menerapkan prinsip emotional marketing, Membuat Produk Seolah-olah Langka, Menerapkan Prinsip Decoy Effect, Menggunakan Prinsip Charm Price, Menerapkan Prinsip Timbal Balik, serta menyediakan promo hanya untuk potensial konsumen.
Selain beberapa tips jitu di atas, masih ada lagi tips rahasia selanjutnya untuk memaksimalkan psikologi marketing, yakni merilis produk secara rutin dan berkala, Meluncurkan Produk Eksklusif dengan Label “Limited Edition”, Menerapkan Goal Gradient Effect, Mengadakan Event Bermanfaat untuk memperluas jangkauan audiens, memahami tipe-tipe konsumen, Menerapkan Prinsip Penawaran “Devil’s Advocate”, menunjukkan USP dari produk, dan yang terakhir menghindari penggunaan kalimat perintah dalam copywriting.
Nah, cukup sekian pembahasan kali ini mengenai rahasia psikologi marketing. Semoga bermanfaat, ya! Bagi kalian yang ingin membaca artikel-artikel menarik lainnya mengenai website dan tips pembuatan konten, maka dapat mengunjungi blog Difacom Solusindo. Selain itu, Difacom Solusindo juga menyediakan jasa pembuatan website profesional dan jasa Google Ads Indonesia, loh! Cek laman tersebut untuk informasi selengkapnya!
Jangan lupa subscribe agar tak ketinggalan konten artikel up-to-date lainnya. Sampai jumpa!
JualanBarang adalah Toko Belanja Online dengan konsep One-stop Shopping.
Anda bisa membeli produk dan barang di sini secara mudah dan cepat tanpa harus daftar.
Sumber Link: Kunjungi website
.
Kunjungi: Pikat Konsumen dengan 15+ Rahasia Psikologi Marketing
.
🏢 Toko Belanja Online
.
#belanjaonline #dirumahaja #belanjadarirumah #onlineshop #belanjamurah #belanja #olshop #belanjaonlinemurah #bajumurah #olshopmurah #belanjahemat #tokoonlinemurah #bajumurah #perlengkapanbayi #jualanku
.
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.