23 Oktober 2022

Mengenal sejarah gedung Merdeka di Kota Bandung, tempat diselenggarakannya KTT OKI



Wartawan: Hilman Hilmansyah (MG-312) | Editor: Ronny Wicaksono



JualanBarang, BANDUNG – Kota Bandung akan menjadi tuan rumah pertemuan pimpinan parlemen dari negara-negara Organisasi Kerjasama Islam (OKI) pada 24-26 Oktober 2022. Upacara pembukaan KTT OKI akan berlangsung di gedung Merdeka.

Para delegasi KTT OKI dijadwalkan akan melakukan wisata sejarah dengan jalan-jalan dan melihat-lihat bangunan cagar budaya di Kota Bandung hingga memasuki Gedung Merdeka, tempat berlangsungnya Konferensi Asia Afrika.


Para peserta juga akan mengunjungi Museum Konferensi Asia Afrika (KAA) di Jalan Asia Afrika, Bandung. Untuk menyambut para peserta, gedung Merdeka saat ini sedang menjalani sejumlah renovasi.


“Tentunya Pemprov (Pemprov Jabar) siap mempercepat renovasi. Saya bisa melihat aula dan sayap barat, serta area VIP untuk mengejar ketertinggalan tersebut,” kata ketua panitia. UPT Museum Konferensi Asia Afrika, Dahlia Kusuma Dewi, seperti dilansir situs resmi pemerintah.


KTT-OKI-b.jpgArea di dalam Gedung Merdeka di Bandung penuh dengan sejarah. (Foto: Wikimedia.org)


Gedung Merdeka merupakan salah satu bangunan yang menjadi ikon kota Bandung bahkan dikenal di luar negeri oleh masyarakat luas. Namun mungkin belum banyak yang mengetahui tentang sejarah Gedung Merdeka. Jadi mari kita belajar lebih banyak tentang Gedung Merdeka di Bandung.


Gedung Merdeka atau dulu bernama Concordia Society terletak di Jalan Asia Afrika Nomor 65 Bandung. Pembangunan gedung Societeit Concordia berjalan seiring dengan rencana pemindahan ibu kota Hindia Belanda dari Batavia ke Bandung (1920).


Untuk mendukung rencana tersebut, diperlukan fasilitas umum, seperti sekolah, stasiun, kantor pemerintahan, bank, pasar, bioskop dan tempat hiburan, serta infrastruktur kota.


Seperti dilansir situs Kemdikbudristek, Gedung Merdeka dibangun atas prakarsa pengusaha Belanda, pemilik kebun teh, pejabat, pegawai negeri, dan orang lain yang berasal dari Belanda dan tinggal di Bandung.


Bangunan itu digunakan sebagai tempat pertemuan. Mereka mendirikan perkumpulan bernama Societiet Concordia pada tanggal 29 Juni 1879, yang semula ditujukan sebagai tempat sosial, rekreasi dan hiburan. Lokasi pertemuan sebelumnya adalah di Warung De Vries.


Gedung Societiet Concordia dibangun pada tahun 1895. Setelah gedung tersebut selesai dibangun, Perkumpulan Concordia Warung De Vries pindah dengan nama ‘Concordia’.


Pada tahun itu tempat ini tidak lebih dari sebuah bangunan sederhana, yang sebagian terbuat dari dinding papan, dan halamannya diterangi dengan lentera minyak tanah.


Bangunan ini dibangun sebagai kedai kopi, karena sesuai dengan tujuannya, yaitu “…… promosi lalu lintas yang menyenangkan” artinya seperti tempat pertemuan, tempat mereka biasa berkumpul dan minum teh.


Pada tahun 1920, gedung ini dibangun kembali dengan gaya arsitektur modern (Art Deco) yang fungsional dan menekankan pada struktur. Arsitektur bangunan ini dirancang oleh CP Wolff Schoemaker. Penggunaan gedung ini telah berkembang menjadi ruang pertemuan ‘super club’ paling mewah, lengkap, eksklusif dan modern di nusantara.


Societeit Concordia mengalami perombakan pada tahun 1940 dengan gaya arsitektur International Style, dengan arsitek AF Aalbers. Arsitek memiliki aliran yang berbeda yaitu New Building yang artinya bentuk bangunannya berbeda dengan bangunan aslinya.


KTT-OKI-c.jpgMuseum Konferensi Asia Afrika dikunjungi oleh delegasi KTT OKI di Bandung. (Foto: Humas Bandung)


Bangunan bergaya arsitektur ini bercirikan dinding plesteran dengan atap datar. Tampak depan bangunan berupa garis dan elemen horizontal, sedangkan bangunan berpola kubisme.


Pada masa pendudukan Jepang (1942-1945), Gedung Society Concordia berganti nama menjadi Dai Toa Kaikan dan difungsikan sebagai pusat kebudayaan.


Setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945, gedung tersebut menjadi markas pemuda Indonesia untuk menghadapi pasukan Jepang yang tidak mau menyerahkan kekuasaannya.


Setelah pemerintahan Indonesia terbentuk (1946-1950) yang ditandai dengan adanya pemerintahan Haminte Bandung, Negara Pasundan dan Recomba Jawa Barat, Gedung Concordia kembali digunakan sebagai gedung pertemuan umum. Pertunjukan seni, pesta, dan pertemuan publik lainnya biasanya diadakan di sini.


Pada tahun 1955, Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Asia Afrika yang berlangsung di kota Bandung dengan mengambil Gedung Concordia sebagai tempatnya.


Pada awal tahun 1955, gedung ini direnovasi dan disesuaikan dengan kebutuhannya sebagai tempat penyelenggaraan konvensi internasional. Pembangunannya ditangani Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Jawa Barat.


Setelah Majelis Konstituante Republik Indonesia terbentuk sebagai hasil pemilihan umum 1955, Gedung Merdeka digunakan sebagai Gedung Konstituante karena Majelis Konstituante dianggap gagal dalam menjalankan tugas pokoknya.


Selanjutnya, Gedung Merdeka digunakan sebagai tempat kegiatan Badan Perancang Nasional, yang berubah menjadi gedung Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS), yang didirikan pada tahun 1960.


Pada tahun 1965 diselenggarakan Konferensi Islam Asia Afrika di Gedung Merdeka. Ketika pemberontakan G30S/PKI terjadi, gedung Merdeka dikuasai oleh penguasa militer dan sebagian gedung digunakan sebagai tempat tahanan politik G30S/PKI.


Pada bulan Maret 1980, Gedung Merdeka ditetapkan sebagai tempat peringatan 25 tahun Konferensi Asia Afrika yang diselenggarakan pada tanggal 24 April 1980.


Meski peringatan tersebut bersifat nasional, namun tokoh-tokoh dari negara-negara Asia dan Afrika juga diundang dalam acara tersebut. Pada puncak upacara peringatan tersebut, Presiden Republik Indonesia Suharto meresmikan pendirian Museum Konferensi Asia Afrika.


Seluruh Gedung Merdeka telah ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia sebagai situs Museum Konferensi Asia Afrika, sebagaimana tercantum dalam Prasasti Peresmian Museum Konferensi Asia Afrika dan Keputusan Bersama Menteri Luar Negeri dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 1980 dan 1986.


Itulah sejarah gedung Merdeka di Bandung yang nantinya akan menjadi salah satu tempat pertemuan para delegasi KTT OKI.


**)







Dapatkan update informasi JualanBarang Indonesia pilihan setiap hari dengan bergabung di Grup Telegram TI Update. Caranya, klik link ini dan gabung. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi Telegram di ponsel Anda.












kota bandung oki ktt oki gedung mandiri bandungPenerbit





JualanBarang adalah Toko Belanja Online dengan konsep One-stop Shopping.

Anda bisa membeli produk dan barang di sini secara mudah dan cepat tanpa harus daftar.



Sumber Link: Kunjungi website



.
Kunjungi: Mengenal sejarah gedung Merdeka di Kota Bandung, tempat diselenggarakannya KTT OKI
.
🏢 Toko Belanja Online
.
#belanjaonline #dirumahaja #belanjadarirumah #onlineshop #belanjamurah #belanja #olshop #belanjaonlinemurah #bajumurah #olshopmurah #belanjahemat #tokoonlinemurah #bajumurah #perlengkapanbayi #jualanku
.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Facebook Page

TRANSLATE

Translate This Page
English French German Spain Italian Dutch
Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Entri yang Diunggulkan

Keunikan Pulau Kumala, Destinasi Wisata Dekat Ibu Kota Baru

SuaraKaltim.id – Pulau Kumala merupakan salah satu destinasi wisata menarik yang dekat dengan ibu kota baru Nusantara. Pulau Kumala terletak...

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog