FinAccel, perusahaan induk Kredivo, memenangkan pendanaan ekuitas Seri C senilai US $ 90 juta atau sekitar Rp1,2 triliun. Dana ini akan digunakan untuk mengembangkan bisnis di Indonesia dan Asia Tenggara, yaitu Filipina.
Dana tersebut dipimpin oleh Asia Growth Fund, perusahaan patungan antara Mirae Asset dan Naver) dan Square Peg. Investor lain yang berpartisipasi dalam penggalangan dana Seri C termasuk SingTel Innov8, TMI (Telkomsel Indonesia), Aset Cathay, Investasi Investor, Efek Aset Mirae, Reinventure, dan Mitra DST. Jumlah dana yang disebutkan di atas target atau kelebihan berlangganan.
Dana investasi akan digunakan untuk mempercepat pertumbuhan pasar di Indonesia, merekrut tenaga ahli, dan memperluas jangkauan layanan di Indonesia dan Asia Tenggara.
Dana ini meningkatkan total modal yang diperoleh perusahaan selama 2019 hingga mencapai lebih dari US $ 200 juta dalam bentuk jalur kredit dan ekuitas. Dana tersebut berasal dari konsorsium pemberi pinjaman bersama dengan bank dan dana kredit.
“Kami berharap dapat bergabung dengan Mirae Asset dan Naver dalam siklus pertumbuhan baru kami. Visi bersama antara FinAccel dan investor adalah untuk mengembangkan layanan keuangan yang cepat, terjangkau, dan mudah diakses jutaan pelanggan di kawasan Asia Tenggara, “kata CEO dan Co-Founder FinAccel. Akshay Garg dalam wawancara eksklusif di Ritz Carlton, Jakarta, Rabu (4/12).
Dana ini akan digunakan untuk mengembangkan bisnis di Indonesia dan Asia Tenggara. Dalam waktu dekat, Kredivo akan berkembang ke Filipina pada paruh pertama tahun 2020.
“Prioritas kami tetap di Indonesia sebagai pasar utama. Kemudian kami akan membangun di wilayah ini, dan kemudian kami akan menggunakannya untuk membangun tim,” kata Akshay.
Pendanaan akan dilakukan untuk membangun lapisan keamanan data di Kredivo ketika bisnis berkembang baik dari segi sistem maupun sumber daya manusia.
Akshay mengungkapkan bahwa dalam 3,5 tahun beroperasi, Kredivo tidak pernah mengalami kebocoran data pengguna. Dia mengatakan kemenangan akan terus menjadi prioritas Kredivo.
“Intinya adalah kita berinvestasi dalam keamanan karena keamanan penting untuk meningkatkan kepercayaan. Kepercayaan yang dibangun dapat runtuh dalam sekejap jika ada pelanggaran data,” kata Akshay.
Kredivo mengatakan 92 juta penduduk dewasa di Indonesia tidak terpengaruh oleh layanan keuangan atau perbankan. Data tersebut ditemukan dalam Laporan e-Conomy SEA 2019 yang dilakukan oleh Google dan Temasek pada akhir 2019.
Kredivo saat ini memiliki 1 juta pengguna. 60 persen dari mereka mendapatkan akses ke kredit formal pertama mereka dari Kredit. Kredit dalam waktu tiga tahun juga telah mengkaji lebih dari tiga juta aplikasi pengguna dan telah menyalurkan hampir 30 juta pinjaman.
Dalam Laporan Fintech Sosial Harian 2019, 63 persen responden menggunakan Kredivo. Total responden untuk laporan ini berjumlah 330 orang.
“Dalam beberapa tahun kami akan menargetkan 10 juta pengguna di Kredivo,” kata Akshay.
Ekspansi ke Filipina
Akshay kemudian mengatakan ia akan menggunakan triliunan dana untuk berekspansi di Filipina.
Akshay mengatakan bahwa setidaknya ekspansi akan dilakukan pada paruh pertama tahun 2020. Alasan Kredivo berkembang di Filipina adalah karena Filipina adalah negara terbesar kedua dalam hal akses keuangan tetapi tidak lengkap (tidak dilupakan), dan tidak ada akses (underbanked).
“Sebagian besar yang belum mendapat pinjaman di Asia Tenggara berada di Indonesia, yang terbesar kedua di Filipina. Jadi layanan keuangan atau asuransi diperlukan,” kata Akshay dalam wawancara eksklusif di Ritz Carlton, Jakarta, Rabu (4/12).
Akshay mengatakan menurut sebuah laporan Google Temasek, ada hampir 100 juta orang yang underbanked di Asia Tenggara. Karena itu, ia mengatakan menyimpan pasar potensial untuk Kredivo.
“Filipina sangat mirip dengan Indonesia. Negara ini lebih kecil dari Indonesia, dengan populasi 70 juta, tetapi dengan persentase yang sama dari orang-orang yang tidak memiliki bank,” kata Akshay.
Akshay mengatakan ekspansi itu tidak sebanding dengan dana besar. Indonesia juga akan memprioritaskan dan menggunakan jumlah dana terbesar.
Dia mengatakan fokus pertama dari dana tersebut akan digunakan untuk mempercepat pertumbuhan bisnis di Indonesia.
Namun, Indonesia masih dianggap sebagai pasar utama Kredivo. Karenanya, Kredivo akan terus memperkuat basis bisnisnya di Indonesia.
Akshay mengatakan ekspansi di Filipina masih akan berakhir. Dia mengatakan Kredivo juga akan bekerja dengan e-commerce lokal dan bank lokal di Filipina seperti yang telah dilakukan di Indonesia.
“Perluasan ini hanya menggunakan sedikit di atas US $ 90 juta. Tujuan utama US $ 90 juta adalah untuk mempercepat bisnis di Indonesia. Indonesia adalah pasar utama, dana utama untuk akselerasi di Indonesia,” kata Akshay .
https://ift.tt/2DOmRZE
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.