Perusahaan Rintisan (startup) di sektor teknologi keuangan, Akulaku tidak ingin membuka tentang masalah injeksi dana yang mereka terima.
Direktur Akulaku Finance Efrinal Sinaga juga enggan menyebutkan berapa dana tersebut. Namun yang pasti, suntikan dana diberikan oleh perusahaan asal Hong Kong.
“Nanti kami membuka [suntikan dana di Akulaku], kami memiliki Perjanjian Non-Disclosure [perjanjian kerahasiaan antara kedua pihak untuk menjaga kerahasiaan informasi]. “Dia mengatakan kepada personel media setelah Akulaku’s Akhir Tahun Akhir di KAUM, Jakarta, Selasa (12/10).
“Dari Hong Kong [perusahaan yang mendanai Akulaku],” lanjut Efrinal.
Lebih jauh, kata Efrinal, sepanjang waktu pendanaan Akulaku datang dari perusahaan milik negara setempat, bank. Alasannya, Akulaku memiliki saudara lelaki yang menjalankan perusahaan bank, Bank Yudha Bakti.
“Di luar bank lokal [pendanaan dari Akulaku], karena fakta bahwa Akulaku memiliki tim Bank Yudha Bakti, saya juga memiliki aset saya,” pungkasnya.
Dilaporkan oleh berbagai media, Akulaku dikatakan sedang dalam pembicaraan untuk pendanaan seri D sebesar US $ 100 juta atau sekitar Rp1,4 triliun dengan Ant Financial, anak perusahaan dari perusahaan e-commerce China Alibaba.
Selain itu, Efrinal mengklaim bahwa Akulaku akan mendapatkan setidaknya Rp4 triliun pada 2019 dan bahwa target masa depan perusahaan adalah untuk memperoleh dana Rp6 triliun dari dana yang disuntikkan oleh perusahaan asing.
“Kedepan kita membutuhkan Rp6 triliun karena kita membiayai banyak e-commerce,” pungkasnya.
https://ift.tt/2REXzW1
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.