16 Desember 2019

Apple Dan Samsung Diklaim Lebih Aman Dibanding HP China

Ponsel China dianggap kurang rentan terhadap eksploitasi privasi data pengguna dibandingkan ponsel dari Amerika Serikat atau Samsung dari Korea Selatan.

Analis keamanan dari Vaksin.com Alfons Tanujaya mengatakan model bisnis China selalu menekankan harga rendah yang dianggap mengguncang harga pasar.

“Ini memaksa perusahaan ponsel China untuk secara kreatif mencari cara untuk mengurangi harga atau mendapatkan keuntungan tambahan di luar metode konvensional,” kata Alfons dalam sebuah kontak, Jumat (13/12).

Ini membuat vendor China kurang peka terhadap berbagai aspek, terutama aplikasi standar seluler. Alfons menunjukkan bahwa sering kali vendor Cina menerapkan bahkan metode pembagian pendapatan kepada pengembang aplikasi untuk mendapatkan pendapatan.

Ini terjadi karena kadang-kadang penjual China menjual ponsel di bawah harga modal, tetapi masih bisa mendapatkannya untuk aplikasi default.

“Pengembang aplikasi diuntungkan dan sebagian disediakan untuk vendor ponsel untuk mengurangi harga ponsel,” kata Alfons.

Sebagai imbalan atas layanan, vendor ponsel akan menyertakan aplikasi yang dibuat oleh pengembang di semua ponsel sebelum didistribusikan.

Jadi untuk pertama kalinya, ponsel-ponsel itu mengandung malware dalam kode sumber ponsel.

“Menginstal aplikasi default seluler dalam banyak kasus merupakan ancaman privasi bagi pengguna ponsel,” kata Alfons.

Di sisi lain, kata Alfons dalam hal sistem keamanan, Apple yang berbasis Apple sebenarnya lebih canggih dari ponsel Android. Tidak hanya itu, kurator toko digital Apple, App Store dikatakan lebih tangguh daripada toko digital Google, Playstore.

“De facto memiliki lebih sedikit malware di iTunes daripada Playstore,” kata Alfons.

Alfons mengatakan Apple bahkan belum memberikan data kepada pihak berwenang. Namun, ini tidak berarti bahwa Apple tidak berarti bahwa ia tidak diwajibkan untuk menyediakan data yang diminta oleh pemerintah.

“Tetapi jika pengadilan memutuskan bahwa mereka harus menyediakan. Kami juga tidak tahu dan tidak ada jaminan bahwa mereka tidak akan memberikan data kepada pemerintah Amerika Serikat,” katanya.

Alfons menjelaskan contoh malware yang tersimpan dalam kode OS ponsel Android adalah RottenSys. Malware ini sendiri dikenal sebagai aplikasi ‘Layanan Sistem WiFi’

Sehingga tanpa disadari, RottenSys tidak akan segera melakukan serangan cyber. Malware ini tidak mengandung konten berbahaya.

RottenSys dirancang untuk berkomunikasi dengan server kontrolnya. Kemudian diam-diam unduh dan jalankan komponen baru yang disiapkan.

https://ift.tt/36FA7fH
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Facebook Page

TRANSLATE

Translate This Page
English French German Spain Italian Dutch
Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Entri yang Diunggulkan

Keunikan Pulau Kumala, Destinasi Wisata Dekat Ibu Kota Baru

SuaraKaltim.id – Pulau Kumala merupakan salah satu destinasi wisata menarik yang dekat dengan ibu kota baru Nusantara. Pulau Kumala terletak...

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog