Salah satu startup yang terlibat dalam sektor kesehatan, Halodoc akan berinvestasi dalam solusi komunitas yang lebih dalam.
Ini dilakukan untuk memenangkan persaingan di antara banyak startup kesehatan yang baru-baru ini tumbuh.
“Untuk mengatasi tantangan tahun 2020, kami berinvestasi dalam menyelesaikan penyakit, misalnya, bagaimana kami dapat menghubungkan pasien dengan dokter,” kata Chief Business Officer Halodoc Alfons Timboel dalam konferensi pers tentang Peluang dan Tantangan. Indonesia Cyber Space di Jakarta.
Selain itu, Alfons dan tim juga memperkenalkan perubahan bisnis lainnya seperti pengiriman obat langsung ke tempat tinggal pasien dan pengujian laboratorium.
Ke depan, Halodoc dikatakan akan bekerja sama dengan lembaga dan menteri terkait seperti Kementerian Kesehatan dan BPJS untuk meningkatkan kualitas perusahaan startup kesehatan seperti Halodoc.
“Karena perusahaan ini masih baru dalam bidang kesehatan, kami akan terus bekerja dengan pemerintah,” tutup Alfons.
Halodoc sendiri merupakan startup yang diluncurkan pada 8 April 2016. Pada awal peluncurannya, ada 16 ribu dokter yang terintegrasi ke dalam database Halodoc. Sebanyak 600 dokter sudah memiliki aplikasi dan aktif online.
Para dokter di basis data Halodoc terdiri dari berbagai spesialis kedokteran, dari gawat darurat hingga kecantikan.
Pengguna juga dapat menentukan dokter mana yang akan mereka hubungi.
Dalam hal pembayaran, ini mirip dengan prosedur rumah sakit. Pembayaran dilakukan setelah konsultasi selesai.
Namun, bentuk pembayarannya mirip dengan kredit telepon. Setiap dokter memiliki tingkat pengurangan dari saldo aplikasi pasien.
https://ift.tt/2DXZqgz
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.