Instagram telah meluncurkan fitur-fitur baru yang terkait dengan peringatan informasi palsu untuk pengguna. Fitur ini dapat melihat gambar yang telah dimanipulasi secara digital, misalnya melalui perangkat lunak Photoshop.
Fitur ini kemudian menuai kritik, karena fakta itu dapat mencegah seniman digital menampilkan karya mereka.
Alasannya adalah bahwa fitur yang bekerja dengan pemeriksaan fakta dari pihak ketiga menimbulkan banyak masalah dengan memberi label pada karya-karya tertentu yang sedang dimanipulasi oleh seniman digital sebagai ‘informasi yang salah’.
Dengan demikian, fitur ini secara otomatis menghapus foto karya yang dibuat oleh seniman digital dari halaman beranda dan tagar.
Menurut PetaPelel, mengutip The Verge, Fotografer Toby Harriman mengkritik munculnya peringatan informasi palsu di salah satu foto seni digital yang ia temui.
Gambar itu menggambarkan seorang pria berdiri di depan banyak bukit berwarna pelangi.
“Saya sangat mendukung mengaitkan gambar asli dengan photoshop, tetapi saya juga sangat mendukung karya seni digital, dan tidak ingin mengeklik hambatan untuk mengaksesnya,” tulisnya Harriman di salah satu media sosialnya.
Sudah terkenal, foto itu pertama kali diambil oleh fotografer Christopher Hainey dan dimanipulasi secara digital oleh seniman Ramzy Masri.
Informasi peringatan tentang informasi palsu itu ditautkan ke sebuah artikel dari situs web pengecekan fakta NewsMobile, yang berisi beberapa posting Instagram yang membagikan gambar itu.
“Kami akan memperlakukan konten ini dengan cara yang sama seperti kami memperlakukan semua informasi yang salah di Instagram,” kata seorang juru bicara seperti dikutip oleh The Verge.
Tidak hanya itu, masalah lain juga datang dari rencana Instagram untuk mempengaruhi visibilitas akun yang fotonya sering dilabeli sebagai Informasi yang salah.
Dikhawatirkan, akun artis juga bisa dilabeli sebagai akun yang kerap menyebarkan informasi palsu bahkan tanpa bermaksud menyesatkan publik.
“Konten dari akun yang diterima merek ini berulang kali membuat lebih sulit untuk menemukan dengan mudah dari halaman dan tagar di sekitarnya,” tulis Instagram dalam posting blog mereka.
Di masa lalu, Instagram telah menerapkan tes untuk menghapus suka di Indonesia dan di seluruh dunia. Pengguna yang mengikuti tes ini, tidak akan melihat jumlah ‘suka’ dari foto atau video pengguna lain di timeline mereka.
Langkah ini dianggap penting untuk menciptakan ekosistem media sosial yang positif sehingga pengguna dapat lebih nyaman mengekspresikan dan memfokuskan pada foto dan video yang mereka bagikan.
https://ift.tt/30E21qC