Pengguna nama domain .id pada tahun 2019 diperkirakan akan meningkat secara signifikan, sebesar 45 persen menjadi 135.812 nama dibandingkan tahun lalu. Bahkan, ada banyak pengguna nama domain .id dibandingkan dengan .co.id yang pertama kali dijual.
Ketua Manajemen Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) Yudho Giri Sucahyo mengatakan pertumbuhan ini disebabkan tren penggunaan nama domain sebagai langkah yang tepat untuk fokus pada dunia digital.
Pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 2014, domain .id telah tumbuh secara signifikan. Menurut Yudho, nama domain saat ini sedang mengalami perubahan makna, menjadi sesuatu yang sangat penting dan penting.
“Hanya dari alamat internet yang menggantikan alamat IP, itu menjadi kewajiban untuk melindungi merek di dunia maya,” katanya seperti dilansir Antara, Jumat (31/1).
Dalam hubungannya dengan pengembangan teknologi dinamis, orang lebih suka sesuatu yang instan dan ringkas, termasuk nama domain Top Level Domain (TLD) daripada SLD (Second Level Domain).
Karena, secara struktural, kata-kata lebih pendek, sehingga lebih mudah diingat. Inilah sebabnya mengapa jumlah pengguna domain .id terus bertambah setiap tahun.
Faktor lain yang membuat domain. Meningkatkan id adalah kesederhanaannya. Registrasi domain .id lebih mudah sekarang karena tidak lagi memerlukan pengunggahan dokumen.
Berdasarkan data PANDI, per April 2019, pengguna domain telah mencapai 111.059 nama. Angka itu mencapai jumlah domain co.id pengguna terdaftar 110.111. Padahal bulan lalu (Maret), jumlah nama domain yang ditolak masih tertinggal dibandingkan dengan co.id.
Sejarah mencatat domain co.id pertama kali datang sebelum PANDI didirikan pada 2007. Sementara itu, .id lahir pada 2014.
Domain .id juga populer karena cocok untuk pengguna di rumah dan di luar negeri. Baik untuk kebutuhan pribadi, perusahaan, organisasi, dan banyak lagi. Ini adalah daya tarik utama bagi pengguna.
“Domain .id bisa dibilang seksi karena mewakili Indonesia, tetapi juga dapat mewakili ide, identitas, dan domain internasional,” tambah Yudho.
Selain mengelola domain .id dan co.id, PANDI juga mengelola domain go.id, ac.id, net.id, sch.id, biz.id, village.id, my.id, net. id, or.id, mil.id, web.id, dan ponpes.id.
Optimis menjadi Juara di ASEAN
PANDI kemudian optimis bahwa penggunaan nama domain .id lokal paling tinggi di negara-negara Asia Tenggara lainnya.
“Tahun lalu melebihi Malaysia. Jadi, satu-satunya negara di Asia Tenggara dengan nama domain lebih banyak dari kami adalah Vietnam. Tahun ini targetnya lebih dari Vietnam, terutama karena lebih tinggi. populasi kami, “kata Yudho.
Yudho menjelaskan bahwa jumlah nama domain yang terdaftar di PANDI pada 2019 adalah 352.905, meningkat 25 persen dari 2018 yang tercatat 281.467.
Angka itu menempatkan Indonesia di posisi kedua setelah Vietnam dengan 494.758 domain meningkat 7,5 persen dibandingkan tahun lalu.
Sementara itu, Malaysia berada di peringkat ketiga dengan 322.992 nama domain. Selain itu, Singapura dan Thailand berada di peringkat keempat dan kelima dengan total 182.115 dan 71.996 domain, masing-masing.
https://ift.tt/36Stma2
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.