25 Februari 2020

Startup Kopi Kenangan Ekspansi ke Luar Negeri, Incar Pasar Asia

Startup Kuliner Kopi Kenangan berencana untuk memulai ekspansi ke luar negeri tahun ini. Negara sasaran adalah salah satu negara Asia Tenggara.

CEO dan Co-founder Kopi Kenangan Edward Tirtanata mengatakan Asia Tenggara dipilih karena memiliki potensi besar dan konsisten dengan visi perusahaan untuk mendominasi pasar kopi di Asia Tenggara. Hingga hari ini, negara-negara Asia Tenggara terus mencari yang paling cocok untuk ekspansi.

“Ingin secara perlahan, pemain lokal yang menjadi juara di ASEAN,” kata Edward di Jakarta, Senin (24/2).

Kopi Kenangan tentu berharap untuk menjual kopi lokalnya di berbagai negara. Sehubungan dengan rencana ekspansi, perusahaan juga berencana untuk mengubah nama atau mengubah citra merek sehingga lebih diterima secara global.

Untuk rencana ekspansi, Edward mengatakan akan mencari dana. Selain itu, Kopi Kenangan berencana untuk menawarkan penawaran umum perdana atau Initial Public Offering (IPO) pada tahun 2022. “Tahun ini mungkin ada dana baru,” katanya.

Tahun lalu, Kopi Kenangan menerima pendanaan seri A sebesar US $ 20 juta atau setara dengan Rp 280 miliar. Dana tersebut dipimpin oleh Sequoia India bersama dengan beberapa investor lain yang berpartisipasi termasuk rapper Jay-Z dan pemain tenis Serena Williams.

Menurut Edward, tren investasi awal di bidang makanan dan minuman (f & b) tahun ini terus meningkat. Ini adalah peluang bagi perusahaannya untuk terus mengembangkan bisnisnya.

“Semua investor ingin kembali untuk menghasilkan uang. Karena f & b meningkat, tidak hanya kopi tetapi juga f & b, saya pikir itu akan bertahan tahun ini juga,” kata Edward.

Saat ini, Kopi Kenangan memiliki 250 outlet. Hal ini juga bertujuan untuk menambah jumlah outlet menjadi 650 outlet tahun ini. Pada 2021, ia mengharapkan Kopi Kenangan memiliki 1.200 outlet.

Sebelumnya, Cento Ventures mencatat bahwa investasi pada perusahaan kecil dan menengah meningkat tahun lalu. Ini bisa dilihat dari perjanjian investasi di bawah US $ 500.000, naik dari 114 pada 2018 menjadi 255 tahun yang lalu. Suntikan modal sekitar US $ 500.000-US $ 2 juta meningkat dari 92 menjadi 136 pada 2019. Investasi senilai US $ 2 juta hingga US $ 5 juta juga meningkat dari 54 menjadi 89 tahun lalu. .

Di sisi lain, perjanjian pendanaan lebih dari US $ 50 juta sebenarnya turun dari 20 menjadi 16 pada tahun 2019. Jumlah investasi yang sangat besar ini menargetkan startup dengan penilaian tinggi seperti Gojek, Tokopedia, Traveloka, Alas kaki dan OVO.

Jumlah investasi yang masuk ke startup Indonesia turun 40,3% dari US $ 3,99 miliar pada 2018 menjadi US $ 2,38 miliar atau sekitar Rp 32,54 triliun tahun lalu. Meski begitu, jumlah kesepakatan telah meningkat.

Berdasarkan data Cento Ventures, volume dana meningkat dari 104 pada 2018 menjadi 131 perjanjian tahun lalu. Ini berarti lebih banyak investasi yang masuk ke startup Indonesia tidak berharga.

Deputi untuk Akses Modal Kemenparekraf Fadjar Hutomo memiliki sikap positif dan telah mengindikasikan bahwa ekosistem startup akan dibangun. Ini juga dapat mendorong ekuitas investasi.

Di sektor ekonomi kreatif, misalnya, startup seperti Kopi Kenangan dan Warung Upnormal menarik minat investor. Menurutnya, banyak investor menginginkan startup dengan arus kas cepat, seperti Kopi Kenangan.

Sumber: Kunjungi website
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Facebook Page

TRANSLATE

Translate This Page
English French German Spain Italian Dutch
Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Entri yang Diunggulkan

Keunikan Pulau Kumala, Destinasi Wisata Dekat Ibu Kota Baru

SuaraKaltim.id – Pulau Kumala merupakan salah satu destinasi wisata menarik yang dekat dengan ibu kota baru Nusantara. Pulau Kumala terletak...

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog