Tampilkan postingan dengan label 2020 at 12:38PM. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label 2020 at 12:38PM. Tampilkan semua postingan

05 Februari 2020

Sri Mulyani Terus Kejar Pajak Netflix-Spotify

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati terus mengejar wajib pajak ke perusahaan asing yang ‘jualan’ di Indonesia.

“Kami masih mengejar Netflix dan Spotify tanpa perusahaan di sini. Tetapi banyak yang menggunakannya,” kata Sri Mulyani kepada Mandiri Investment Forum, Fairmont, Rabu (2/5/2020).

Namun dia berjanji, perburuan pajak ini tidak lantas mematikan bisnisnya. Jadi ekonomi digital akan diperlakukan secara berbeda.

“Kami melihat ini tanpa potensi untuk membunuh sektor ini. Kami melihat potensi bagi Indonesia untuk memungut pajak dan mempertahankan ekonomi di tengah perlambatan global,” tegas Sri Mulyani.

Kementerian Komunikasi dan Teknologi Informasi (Kominfo) sebelumnya mengatakan bahwa mereka telah mengidentifikasi Netflix dan perusahaan yang berbasis di AS itu bersedia membayar pajak di Indonesia tetapi bingung dengan skema tersebut. Apa solusi untuk Direktur Jenderal Pajak?

Direktur Konseling, Layanan, dan Hubungan Masyarakat Direktorat Jenderal Pajak Hestu Yoga Saksama mengakui bahwa ketentuan saat ini mempersulit pajak produk atau pajak pertambahan nilai (PPN) dari penyedia layanan atau tidak. barang berwujud dari pemasok tidak tersedia di Indonesia.

“Mekanisme kebalikan dari UU PPN saat ini di mana penerima layanan domestik / konsumen membayar PPN mereka sendiri, tidak berfungsi secara efektif karena bersifat eceran,” kata Hestu Yoga di Jakarta, Jumat (31/1). / 2020).

Hestu Yoga menambahkan ke Undang-Undang Perpajakan Omnibus bahwa penyedia layanan yang diusulkan telah ditunjuk untuk mengumpulkan dan menyimpan PPN dan bahwa mereka dapat menunjuk pihak atau perwakilan lain di Indonesia untuk memenuhi kewajiban ini.

https://ift.tt/2OwrayK
Share:

03 Februari 2020

Alasan Mengapa Pengguna Domain .id Meningkat Drastis Dibanding .co.id

Pengguna nama domain .id pada tahun 2019 diperkirakan akan meningkat secara signifikan, sebesar 45 persen menjadi 135.812 nama dibandingkan tahun lalu. Bahkan, ada banyak pengguna nama domain .id dibandingkan dengan .co.id yang pertama kali dijual.

Ketua Manajemen Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) Yudho Giri Sucahyo mengatakan pertumbuhan ini disebabkan tren penggunaan nama domain sebagai langkah yang tepat untuk fokus pada dunia digital.

Pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 2014, domain .id telah tumbuh secara signifikan. Menurut Yudho, nama domain saat ini sedang mengalami perubahan makna, menjadi sesuatu yang sangat penting dan penting.

“Hanya dari alamat internet yang menggantikan alamat IP, itu menjadi kewajiban untuk melindungi merek di dunia maya,” katanya seperti dilansir Antara, Jumat (31/1).

Dalam hubungannya dengan pengembangan teknologi dinamis, orang lebih suka sesuatu yang instan dan ringkas, termasuk nama domain Top Level Domain (TLD) daripada SLD (Second Level Domain).

Karena, secara struktural, kata-kata lebih pendek, sehingga lebih mudah diingat. Inilah sebabnya mengapa jumlah pengguna domain .id terus bertambah setiap tahun.

Faktor lain yang membuat domain. Meningkatkan id adalah kesederhanaannya. Registrasi domain .id lebih mudah sekarang karena tidak lagi memerlukan pengunggahan dokumen.

Berdasarkan data PANDI, per April 2019, pengguna domain telah mencapai 111.059 nama. Angka itu mencapai jumlah domain co.id pengguna terdaftar 110.111. Padahal bulan lalu (Maret), jumlah nama domain yang ditolak masih tertinggal dibandingkan dengan co.id.

Sejarah mencatat domain co.id pertama kali datang sebelum PANDI didirikan pada 2007. Sementara itu, .id lahir pada 2014.

Domain .id juga populer karena cocok untuk pengguna di rumah dan di luar negeri. Baik untuk kebutuhan pribadi, perusahaan, organisasi, dan banyak lagi. Ini adalah daya tarik utama bagi pengguna.

“Domain .id bisa dibilang seksi karena mewakili Indonesia, tetapi juga dapat mewakili ide, identitas, dan domain internasional,” tambah Yudho.

Selain mengelola domain .id dan co.id, PANDI juga mengelola domain go.id, ac.id, net.id, sch.id, biz.id, village.id, my.id, net. id, or.id, mil.id, web.id, dan ponpes.id.

Optimis menjadi Juara di ASEAN

PANDI kemudian optimis bahwa penggunaan nama domain .id lokal paling tinggi di negara-negara Asia Tenggara lainnya.

“Tahun lalu melebihi Malaysia. Jadi, satu-satunya negara di Asia Tenggara dengan nama domain lebih banyak dari kami adalah Vietnam. Tahun ini targetnya lebih dari Vietnam, terutama karena lebih tinggi. populasi kami, “kata Yudho.

Yudho menjelaskan bahwa jumlah nama domain yang terdaftar di PANDI pada 2019 adalah 352.905, meningkat 25 persen dari 2018 yang tercatat 281.467.

Angka itu menempatkan Indonesia di posisi kedua setelah Vietnam dengan 494.758 domain meningkat 7,5 persen dibandingkan tahun lalu.

Sementara itu, Malaysia berada di peringkat ketiga dengan 322.992 nama domain. Selain itu, Singapura dan Thailand berada di peringkat keempat dan kelima dengan total 182.115 dan 71.996 domain, masing-masing.

https://ift.tt/36Stma2
Share:

09 Januari 2020

Ada 6 Fitur Terbaru, Google Assistant Kini Makin Canggih

Google Assistant telah menambahkan enam fitur baru yang diperkenalkan pada acara Consumer Electronics Show (CES) 2020. Salah satunya, dapat membaca buku audio dan email lebih lama dan menerjemahkannya ke dalam 42 bahasa.

Ketika pengguna mengatakan “Halo, Google, baca halaman ini,” maka Google Assistant membaca teks di layar. Google Assistant sekarang membaca buku dalam bentuk audio dan email. Google telah mengembangkan teknologi untuk membaca artikel yang panjang dan sulit. Fitur baru ini akan tersedia bulan depan.

“Anda juga dapat menerjemahkannya ke 42 bahasa,” dikutip CNET, Rabu (8/1).

Sementara fitur lain sedang diperkenalkan, akun pengguna dapat ditautkan ke perangkat rumah pintar yang belum dibuat Google. Beberapa perangkat rumah pintar seperti bola lampu pintar C atau termostat pintar Ecobee akan terhubung ke Google Assistant.

Ada fitur penjadwalan lain yang dapat digunakan untuk penggunaan banyak perangkat rumah pintar, seperti mikrofon, TV, atau colokan pintar. Pengguna dapat mengontrolnya dengan fitur-fitur baru ini.

Fitur lain, pengguna dapat meninggalkan catatan rumah tangga, membuat panggilan cepat untuk kontak darurat, dan mengontrol privasi pengguna.

Pada akhir tahun lalu, Asisten Google memperkenalkan berbagai layanan yang sudah ada, seperti transaksi dan pemesanan makanan. Pengguna yang ingin memeriksa saldo melalui BCA Mobile-banking atau memesan makanan melalui layanan Go-Food on Gojek difasilitasi oleh Google Assistant.

Program Asisten Google dan Pimpinan NBU Nimesh Ranjan mengatakan layanan tambahan lebih mudah diakses oleh pengguna. “Pesanlah Martabak dari Gojek. Maka pesanan ini akan segera memunculkan daftar penjual Martabak terdekat dan Anda dapat melacak pesanan itu juga,” kata Nimesh.

Menurutnya, Google Assistant juga melakukan proyek percontohan melalui Saluran Telepon Indosat Oooredoo. Nantinya, pengguna dapat menggunakan layanan asisten melalui telepon gratis tanpa koneksi internet dengan menghubungi nomor 696. Proyek ini dilakukan di wilayah Mumbai, Medan, Kediri, Karachi, di Jombang.

“Sebagian besar penelepon aktif mengajukan hingga 50 pertanyaan setiap hari untuk menemukan informasi, seperti skor pertandingan sepak bola, mendengarkan berita, mengajukan pertanyaan tentang cuaca, dan banyak lagi,” katanya.

https://ift.tt/2t1DGhV
Share:

Facebook Page

TRANSLATE

Translate This Page
English French German Spain Italian Dutch
Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Entri yang Diunggulkan

Keunikan Pulau Kumala, Destinasi Wisata Dekat Ibu Kota Baru

SuaraKaltim.id – Pulau Kumala merupakan salah satu destinasi wisata menarik yang dekat dengan ibu kota baru Nusantara. Pulau Kumala terletak...

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog