Masih banyak pemilik mobil yang percaya bahwa kaca film lebih gelap atau lebih gelap, lebih baik untuk mencegah matahari memasuki kabin. Pemahaman seperti itu saat ini tidak relevan karena teknologi kaca film semakin maju dan transparan tidak berarti tidak efisien dalam mengurangi panas matahari.
Menurut Andy Hartono, Direktur Penjualan dan Pemasaran Global Auto International selaku pemilik merek kaca film Konica Minolta, dalam mengklaim bahwa jendela film gelap terbaik tidak sepenuhnya benar.
Hal yang benar, kata Andy, adalah kemampuan kaca film untuk menahan panas dan sinar matahari tergantung pada teknologinya. Dia mengatakan kaca film sekarang memungkinkan teknologi nano yang memiliki kemampuan untuk mengurangi cahaya dari luar mobil tetapi akan dapat mempertahankan visibilitas pengemudi dari kabin.
Teknologi yang disebut kaca film akan gelap dari luar, sedangkan pemandangan dari dalam ke luar terlihat jelas siang dan malam. Tidak hanya itu, kaca film seperti ini juga dijelaskan untuk mencegah ‘jamur’ dan memberikan lapisan yang tidak mudah tergores.
“Dulu (anggapan semakin gelap, tetapi teknologinya bergolak,” kata Andy, ditemui di Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2019, BSD, Tangerang, Sabtu (20/7).
Dia mengatakan rekomendasi tingkat gelap untuk kaca film mobil umumnya 20 hingga 40 persen di depan, sementara di kacamata lain 60 – 80 persen.
“Persentase kegelapan yang sempurna untuk kaca film sangat banyak,” katanya.
Menurut Andy, pilihan kaca film juga harus melihat bahan yang digunakan. Disarankan agar pengguna mobil tidak menggunakan kaca film karena bahannya terdiri dari campuran logam.
“Ini sering menjadi masalah bahwa (kaca film) menggunakan logam, dari ujung-ujungnya dapat merusak film,” katanya.
https://ift.tt/2ZovHGZ