Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah menyaksikan munculnya dua biji siklon tropis. Posisi kedua bibit siklon tropis adalah di dekat wilayah Indonesia dan memberikan efek hujan lebat, angin kencang, dan arus tinggi di dalam air.
Badai tropis berdampak, terutama dengan terjadinya hujan sedang hingga berat dan angin kencang, terutama di Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
“Musim siklon tropis di wilayah selatan Indonesia biasanya terjadi pada bulan November – April. Bersamaan dengan musim hujan di Indonesia sehingga kehadiran siklon tropis dapat meningkatkan intensitas curah hujan dan kecepatan angin,” katanya. dari Deputi Departemen Meteorologi Mulyono Rahardi Prabowo dalam pidato penerimaan kami, Senin (6/1).
Kedua topan itu adalah “91S” di Samudra Hindia di selatan Nusa Tenggara Timur dan “92S” di Laut Arafuru di selatan Tual, Maluku.
Menurut analisis BMKG, benih siklon tropis “91S” di Samudra Hindia memiliki potensi peningkatan siklon tropis yang lebih besar daripada “92S” di Laut Arafura.
Kondisi air juga dipengaruhi oleh benih siklon tropis dalam bentuk gelombang laut setinggi 2,5 – 4,0 meter di perairan Jawa Tengah Selatan hingga NTB Selatan, Samudra Hindia Selatan P. Jawa hingga NTB Selatan.
Perairan selatan Pulau Sumba, Laut Sawu, P.Sabu dan P.Rote, perairan NTT Utara, Laut Flores, perairan Kep.Kai – Aru juga terpengaruh.
Siklon tropis “91S” selama satu atau dua hari ke depan memiliki potensi tinggi untuk menjadi topan tropis tetapi bergerak ke barat daya ke barat daya dari Indonesia.
https://ift.tt/2sPu0Hm