Grab Indonesia akhirnya menanggapi wacana kenaikan tarif taksi online yang diminta oleh mitra pengemudi ojol melalui demonstrasi beberapa waktu lalu.
Tri Sukma Anreianno, kepala Urusan Publik di Grab Indonesia, mengatakan ia mendengar pembicaraan tersebut dan bahwa Grab masih menunggu koordinasi resmi dengan Kementerian Perhubungan seperti biasa untuk kebijakan pemerintah terkait dengan taksi online.
“Kami memahami bahwa ada faktor-faktor baru yang dapat memengaruhi kebijakan pemerintah terkait regulasi ojek secara online. Kami percaya pemerintah memahami berbagai variabel ini dan mempertimbangkan pengembangan kebijakan terbaik untuk semua pelaku yang terlibat dalam ekosistem bisnis transportasi online, “kata Tri. Korespondensi dalam keterangannya, Senin (20/1/2020).
Menurutnya, Grab selalu menghormati dan siap mematuhi setiap peraturan pemerintah. “Kami berharap bahwa kebijakan pemerintah di masa depan dapat terus memiliki dampak positif pada semua pemangku kepentingan, baik mitra pengemudi dan pelanggan di Indonesia,” katanya.
Sebelumnya, ribuan supir taksi online (ojol) di Indonesia pada Rabu (15/1/2020), pukul 1:00 siang, Waktu Indonesia Barat, menggelar demonstrasi bertajuk ‘Aksi Motor Taksi di Indonesia ‘.
Demonstrasi ojol ini memiliki tiga permintaan kepada pemerintah, khususnya, penghapusan zona tarif dan digantikan oleh tarif provinsi; kelanjutan permintaan pada tahun 2018, khususnya ketersediaan payung hukum untuk perlindungan taksi motor online; dan menutup pendaftaran mitra mengemudi di daerah yang dikenal dan Maxim melanggar batas tarif.
Aksi dimulai dengan pawai panjang dari Monas ke Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan dilanjutkan ke Istana Negara. Pada pukul 14:30 malam, ada 10 perwakilan dari Ojol untuk menyampaikan ambisi mereka ke gedung Kementerian Perhubungan.
Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi telah membuka kesempatan untuk mengatur ulang tarif taksi online (ojol) yang diatur dalam Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) 12/2019.
Setelah bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Menteri Perhubungan membuka pidatonya tentang demonstrasi ribuan demonstrasi yang diadakan pada hari Rabu (15/1/2020) dengan pawai panjang dari Monas ke Kementerian Perhubungan. (Kemenhub) kemudian ke Istana Negara.
Pernyataan mantan bos Angkasa Pura II menanggapi permintaan pengemudi ojol yang meminta regulator untuk menghapus zona tarif di Permenhub, dan digantikan oleh tarif provinsi.
“Ini benar-benar bagus, karena daerah ini sangat berpengetahuan tentang daerah tersebut. Dan tempat itu benar-benar keahlian lain,” kata Budi Karya di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, dikutip pada Jumat (17/1/2020) ).
“Namun, kami akan meninjau ini karena mungkin juga ada ekstrem yang tidak konsisten, ketidakpuasan dengan partai dan lain-lain. Karena itu kami dapat melakukan ini secara bertahap,” kata Budi Karya.
Budi Karya mengaku agak khawatir dengan demonstrasi besar-besaran yang dilakukan oleh pengemudi ojol. Demo, katanya, menunjukkan bahwa ada variasi dalam persepsi bahwa pelamar dan pengemudi tidak akan menerima.
“Kami, sebagai regulator dengan peran dalam menjembatani pelamar dan kepentingan pengemudi, akan menyediakan ruang diskusi untuk pelamar dan pengemudi,” jelasnya.
Budi Karya telah mengklaim bahwa ia akan mengundang diskusi tentang pengemudi dan pengemudi ojol sehingga solusinya dapat ditemukan dalam menyelesaikan masalah ini. Rencananya, pertemuan itu akan diadakan dalam waktu dekat.
“Beberapa proposal yang diajukan oleh pengemudi harus diikuti. Beberapa harus dibahas. Oleh karena itu, tahap pertama kita akan teliti dengan pengemudi. Hanya Senin, Selasa, Rabu kita akan berbicara dengan pelamar,” katanya.
https://ift.tt/37dHPy5