Setelah ledakan itu dicurigai oleh bom bunuh diri yang terjadi di daerah Mapolrestabes Medan, Sumatra Utara hari ini, Rabu (13/11) pukul 08.45 Waktu Indonesia Barat, sejumlah besar pengemudi taksi online (ojol) di Surabaya, yang mengaku khawatir apakah insiden itu akan mempengaruhi penurunan pendapatan mereka.
Ojol prihatin bahwa jika jumlah pesanan dan pesanan menurun, artikel itu sekarang akan tampak melarang masuk, seperti yang dikenakan pada Kepala Kepolisian Jawa Timur. Ojol dilarang memasuki area gereja, dan batasnya adalah mereka hanya bisa mengirim pesanan ke depan gerbang.
“Ya, khawatir saja nanti kalau efeknya mengurangi pesanan. Untuk saat ini, pesanannya adalah lagi permainan, itu bisa merusak di sana,” kata Sigit, yang bertemu di gerbang Mapolda Jawa Timur, Rabu (13/11).
Sigit mengakui bahwa dia juga khawatir bahwa dalam kasus ini, masyarakat akan takut untuk menggunakan layanan ojol. Namun, dia optimis, dan bertekad untuk terus memberikan layanan terbaik kepada kliennya.
“Saya takut itu pasti akan berdampak pada pengemudi, sehingga orang akan takut. Tapi kami akan terus mempertahankan kepercayaan pelanggan,” katanya.
Namun, Sigit mengaku tidak keberatan dengan larangan masuk di Markas Besar Kepolisian Daerah Jawa Timur. Karena aturan ini telah berlaku sejak setahun yang lalu, tetapi pada kenyataannya, menurutnya perawatan saat ini bahkan lebih mendesak.
“Jika ada keamanan yang ketat, itu tidak akan menjadi masalah, karena bom di Surabaya Policerest juga ada di sana,” katanya.
Sementara itu, Perhimpunan Driver Online Indonesia Jawa Timur (PDOI) berharap bahwa masyarakat tidak akan dapat berspekulasi, sehingga jauh berpikir negatif tentang pengemudi ojol.
“Kami sedang menunggu hasil investigasi dan investigasi dari kepolisian, seharusnya masyarakat tidak berspekulasi,” kata Humas PDOI Jatim, Daniel Lukas Rorong, saat dikonfirmasi.
Daniel juga mengimbau pengemudi ojol dan pengemudi taksi online untuk lebih berhati-hati dan meningkatkan kewaspadaan mereka saat menerima pesanan pengiriman barang.
“Pastikan barang yang dikirim adalah barang tidak sah (narkoba) atau bahan peledak. Terus bekerja secara profesional dan melayani masyarakat,” katanya.
Sebelumnya, ledakan dugaan bom bunuh diri terjadi di kantin Mapolrestabes di Medan, Sumatera Utara, Rabu (13/11) pagi. Berdasarkan informasi yang dihimpun, diduga bahwa bunuh diri itu dilakukan dengan meledakkan sifat ojek online.
https://ift.tt/373QPGB