Tampilkan postingan dengan label 2019 at 02:33PM. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label 2019 at 02:33PM. Tampilkan semua postingan

28 Oktober 2019

Harga Rokok Naik Di 2020, Pedagang Dan Konsumen Protes

Tarif pajak rokok akan meningkat hampir 25 persen pada awal 2020. Kebijakan ini menyatakan Menteri Keuangan (PMK) tentang kenaikan tarif pajak cukai rokok, yang ditandatangani di tengah-tengah Oktober 2019.

Menanggapi kebijakan tersebut, beberapa pedagang mengklaim mereka hanya bisa pasrah dengan kebijakan pemerintah.

Salah satunya adalah Marsinah, seorang pengusaha kopi di daerah Cipinang, Jakarta Timur. Dia mengeluh tentang kenaikan harga yang direncanakan dari salah satu penjual terbaik di tokonya.

“Jika rokok naik, yang pasti pembelian akan turun, terutama jika kenaikannya tidak buruk,” kata Marsinah saat mengunjungi tokonya di Jakarta Timur, Senin (28/10).

Marsinah telah mengungkapkan bahwa aktivitas perdagangannya dalam kondisi stabil. Sampai saat ini, produk terlaris adalah filter rokok, yang dijual seharga Rp 19.000.

Lihat juga: Cerutu Meningkat, Klaim Menteri Keuangan Berpikir Tentang Risiko PHK
“Faktanya, masih banyak yang harus dibeli, meskipun di masa lalu mereka telah mengumpulkan Rp1.000-Rp2.000. Dua slop filter selalu habis sehari,” katanya.

Dalam menentukan harga ini, Marsinah biasanya menyediakan sebotol rokok dari agen yang dikenai biaya Rp328.000.

Kemudian, kenaikan tarif cukai serta harga eceran rokok dilakukan, setelah itu diperkirakan bahwa Marsinah akan dipaksa untuk menjual sebungkus rokok andalannya dengan biaya filter Rp 25.750 per bungkus. Membeli perlengkapan dari agen rokok berharga Rp410 ribu per slop.

Dalam kebijakan ini, ia mengakui khawatir bahwa pasokan dan permintaan rokok akan berkurang. Karena, dari semua produk di tokonya, rokok telah menjadi best seller dan memainkan peran utama dalam mempertahankan bisnis di Marsinah.

“Jadi, saya hanya pengusaha kecil, apa lagi yang bisa saya lakukan, sebagian besar saya hanya bisa bergabung dengan pemerintah. Saya hanya takut mengurangi keuntungan,” katanya.

Tidak hanya Marsinah, penjual cerutu lain, Didit Indriawan khawatir bahwa penjualan rokok akan menurun setelah kebijakan diberlakukan.

“Jika itu bisa dilakukan hanya sekali, kenaikannya, terlalu mahal, ketakutan beli berkurang,” kata Didit.

Di sisi lain, Mum tidak setuju ada warung di tempat yang sama. Dia mengatakan tidak peduli dengan kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga rokok. Menurutnya, hal itu tidak akan mempengaruhi penjualan rokok di tokonya.

“Saya tidak berpikir terlalu banyak, nama sebatang rokok akan laris manis. Jika terlalu mahal untuk membeli satu bungkus, biasanya tetap saja (membeli unit), ujungnya laris manis,” Mamang menambahkan.

https://ift.tt/2pVrhKE
Share:

15 Juli 2019

Inilah Media Sosial Yang Berguna Untuk Mempertemukan Orang-Orang Yang Berminat Sama di Dunia Nyata

Saya tidak berpikir ini terlalu banyak jika kita berpikir kebanyakan orang sekarang lebih suka berinteraksi dengan dunia maya daripada di dunia nyata. Ketika ditanya apa penyebabnya, kebanyakan dari mereka dapat kambing hitam media sosial seperti Facebook, Instagram atau Twitter. Bahkan media sosial tidak selalu sama dengan ketiganya.

Pendapat yang telah dicoba telah dibuktikan oleh Google. Melalui divisi eksperimental mereka, Area 120, mereka mengembangkan konsep media sosial yang unik bernama Shoelace. Menggunakan aplikasi platform Android dan iOS, Shoelace memiliki misi untuk terhubung dengan orang-orang berdasarkan minat bersama mereka dalam kegiatan atau acara tertentu.

Misalkan Shoelace adalah tempat untuk menemukan teman baru dengan minat yang sama dengan kita, tetapi pencarian tidak berhenti sampai kita hanya bertukar nomor ponsel, tetapi sampai kita bertemu bersama dan bekerja di suatu lokasi. Ya, Shoelace biasanya merupakan media sosial yang mendorong kita untuk mengurangi penggunaan smartphone, dan menggantinya dengan hubungan sosial di dunia nyata.

Jika demikian, bagaimana cara kerjanya? Pertama-tama, pengguna Shoelace dipersilakan untuk mencampur acara atau kegiatan yang mereka minati kemudian dibagikan dengan pengguna lain. Jika bingung, pengguna juga dapat mencari Tali Sepatu untuk membantu menemukan kegiatan atau acara di sekitar yang mungkin tertarik pada kami berdasarkan informasi preferensi yang telah kami daftarkan.

Pertemuan orang-orang baru sering kali mengarah pada beberapa momen sulit. Itu sebabnya pengguna Shoelace juga dapat mengisi sejumlah informasi di profil mereka. Semoga kita dapat menyiapkan banyak topik obrolan yang menyenangkan untuk calon teman baru kita.

Sayangnya, karena sifat ultra-lokal Shoelace, aplikasi saat ini hanya dapat digunakan oleh penduduk New York City, dan itu juga harus melalui undangan khusus. Di masa depan, Google ingin membawa Shoelace ke kota-kota lain, tetapi tidak ada informasi yang relevan dengan negara lain.

Selain itu, ada kemungkinan bahwa Google akan mengimplementasikan sejumlah fitur Shoelace di Google Maps, terutama ketika mempertimbangkan bahwa Maps sekarang merekomendasikan beberapa lokasi menarik untuk dikunjungi pengguna itu.

https://ift.tt/2xLhUOl
Share:

Facebook Page

TRANSLATE

Translate This Page
English French German Spain Italian Dutch
Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Entri yang Diunggulkan

Keunikan Pulau Kumala, Destinasi Wisata Dekat Ibu Kota Baru

SuaraKaltim.id – Pulau Kumala merupakan salah satu destinasi wisata menarik yang dekat dengan ibu kota baru Nusantara. Pulau Kumala terletak...

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog