Twitter menekankan bahwa itu tidak mengurangi topik tren tertentu jika mereka tidak melanggar ketentuan. Twitter juga tidak mengurangi topik tren tertentu jika tidak membahayakan percakapan publik.
Kepala Industri Negara Twitter Indonesia dan Malaysia, Dwi Adriansah mengatakan topik tren tidak ditentukan oleh pihaknya, tetapi oleh algoritma. Algoritme kecerdasan buatan ini akan mengidentifikasi hashtag atau masalah saat ini yang sedang menjadi tren.
“Biasanya, Twitter memiliki kebijakannya. Topik tren adalah dari suatu algoritma. Kita tidak bisa menguranginya jika tidak membahayakan percakapan publik,” kata Dwi setelah acara #LifeonTwitter, di Jakarta Pusat, Kamis (26/9).
“Itu [topik trending] didasarkan pada suatu algoritma sehingga itu bukan buatan manusia. Jadi dari kita itu tidak bisa turun dengan sangat cepat,” katanya.
Dwi mengakui bahwa sebenarnya ada banyak kesalahpahaman ketika beberapa tagar tiba-tiba menghilang dari daftar topik yang sedang tren. Dia menjelaskan bahwa mungkin saat itu tidak banyak orang yang men-tweet tentang hal itu.
“Jadi yang kita lihat bukan kuantitas, tetapi kecepatan. Berapa kali orang menggunakan tagar atau kata kunci tertentu,” kata Dwi.
Jika konteksnya tidak melanggar aturan, Twitter tidak akan membekukan akun. Ini juga berlaku jika ada kata yang tidak pantas tetapi konteksnya tidak melanggar kebijakan Twitter. Twitter hanya membuat pembekuan atau tagar pada akun ketika keduanya melanggar Aturan Twitter.
“Kami melihat topik trending ini sebagai konteks. Kami tidak bisa mendapatkannya karena kata yang tidak pantas. Jadi kami tidak mengambilnya karena konteks, aturan Twitter tidak dilanggar. Semuanya harus didasarkan pada konteks, “katanya.
Berdasarkan situs Twitter, tren harus menjadi diskusi yang sehat. Dalam hal ini, Twitter akan mencegah konten menjadi tren.
Dalam hal ini, itu termasuk tren yang berisi referensi ke gambar dewasa atau cabul. Sebarkan pidato kebencian berdasarkan ras, etnis, asal kebangsaan, orientasi seksual, gender, identitas gender, kelompok agama, usia, cacat, atau penyakit. Kemudian melanggar Aturan Twitter.
Dalam beberapa kasus, Twitter juga dapat mempertimbangkan kesesuaian konten untuk dilaporkan. Atau jika akun itu untuk kepentingan umum saat menyelidiki kemungkinan pelanggaran.
https://ift.tt/2lx6riR