Difa Kuliner – Bentuk rumput di Jakarta International Stadium (JIS) saat dijadikan arena Piala Dunia U17 2023 menjadi sorotan. Pasalnya, rumput JIS diyakini akan rusak setelah direnovasi. Situasi tersebut menjadi sorotan saat JIS digunakan untuk laga Inggris kontra Kaledonia Baru, Sabtu (11/11).
Usai pertandingan usai, warganet di linimasa media sosial Twitter pun ramai membahas kondisi rumput di JIS. Kata kunci “Rumput JIS” menjadi trending topik di Twitter karena banyak netizen yang mengkhawatirkan kondisi rumput stadion.
Banyak netizen yang mengejek rumput JIS karena dianggap tidak layak pakai bahkan sudah rusak dibandingkan kondisi sebelum direnovasi.

“Renovasi halaman rumput JIS karya @erickthohir,” canda akun Twitter @ARSIPAJA yang kemudian menampilkan perbandingan keadaan dulu dan sekarang, atau “dari ini ke sekarang”.
Laporan tersebut rupanya membandingkan kondisi rumput JIS saat digunakan untuk pertandingan antara Persija FC melawan klub Thailand Chonburi FC pada pertengahan tahun 2022.
Sebelumnya, rumput di JIS diganti karena tidak memenuhi standar FIFA dalam penyelenggaraan Piala Dunia. Penggantiannya baru selesai pada pertengahan September 2023.
Pergantian rumput di JIS memang menuai kontroversi di kalangan masyarakat
sepak bola. Netizen dikejutkan dengan pernyataan Kementerian PUPR yang melakukan renovasi pada Juli lalu karena rumputnya tidak memenuhi standar FIFA.
Menurut netizen, rumput di JIS dibuat sesuai standar internasional yakni tipe hybrid, bahkan setara dengan kandang klub Bayern Munchen, Allianz Arena.
Rumput hybrid merupakan kombinasi rumput buatan dan rumput alami. Rumput ini merupakan rekomendasi FIFA untuk ditanam di lapangan latihan dan lapangan utama. Mengenai bahan dan ketebalan, mengacu pada standar federasi.
Komposisi rumput hybrid JIS terdiri dari 5 persen rumput sintetis jenis Limonta asal Italia dan sisanya 95 persen rumput alam jenis Zoysia Matrella asal Boyolali, Jawa Tengah. Rumput alami ini dihasilkan oleh petani lokal yang biasa membuat rumput sepak bola.
Di sisi lain, rumput hybrid memiliki keunggulan tiga kali lebih tahan lama dibandingkan rumput lapangan pada umumnya. Stadion JIS bisa digunakan untuk pertandingan hingga 1.000 jam. Dimana ladang dengan rumput biasa hanya bertahan 300 jam saja.
Kemudian rumput hibrida juga memiliki daya serap air yang baik sehingga cepat tenggelam ke lapisan terbawah. Sesuai standar FIFA, genangan air di JIS dibuat maksimal 10 detik. Artinya lapangan ini bisa digunakan untuk dua pertandingan internasional dalam satu hari.
Tak hanya itu, rumput hibrida juga cocok dengan kondisi iklim wilayah pesisir. Perlu diketahui bahwa JIS terletak tidak jauh dari pantai utara Jakarta. Keunggulan terakhir dari rumput ini adalah biaya perawatannya yang jauh lebih terjangkau.
Penggantian rumput di JIS dilakukan oleh PT Jakarta Propertindo atau Jakpro dengan dana perusahaan. Namun tidak dijelaskan jenis rumput penggantinya.
Rumput lapangan JIS diganti seluruhnya dengan rumput baru sesuai standar FIFA, kata Tenaga Ahli Jakpro Wisnu Wardhana dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa, 29 Agustus 2023.
Wisnu selaku pengelola, pembongkaran rumput lama menjadi baru merupakan bagian dari pembenahan fasilitas dan akses stadion demi kenyamanan pengunjung.
Sumber Link: Kunjungi website
.
Kunjungi: Bentuk Rumput JIS Jadi Sorotan Saat Piala Dunia U17 2023, Nampaknya Terbuat dari Ini
.
🏢 Toko Belanja Online
.
#belanjaonline #dirumahaja #belanjadarirumah #onlineshop #belanjamurah #belanja #olshop #belanjaonlinemurah #bajumurah #olshopmurah #belanjahemat #tokoonlinemurah #bajumurah #perlengkapanbayi #jualanku
.
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.