Grab Indonesia meluncurkan operasi taksi listrik Hyundai Ioniq di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Senin (27/1). Bandara tersebut, dinamai oleh penyiar Indonesia, adalah titik awal untuk pengoperasian taksi listrik, nomor 20 unit.
“Ini adalah salah satu hal besar dan masa depan transportasi Indonesia. Ini juga merupakan dampak lingkungan yang hebat,” kata Presiden Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata.
Ridzki menjelaskan bahwa ia menargetkan kemitraan yang lebih ringan dengan Hyundai terkait dengan transportasi rendah emisi. Dia memperkirakan bahwa jika ekosistem kendaraan listrik Indonesia tumbuh, taksi listrik Grab dapat mencapai 500 unit pada akhir tahun ini.
“Kami ingin menjadi salah satu pendorong yang memulai kemitraan untuk menghadirkan solusi transportasi yang lebih ramah lingkungan dan efisien,” katanya.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Budi Karya Sumadi menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Grab yang mulai menggunakan mobil listrik sebagai taksi.
“Kendaraan listrik ini diharapkan menjadi mobilitas yang mengusung konsep kota pintar, dan pada saat yang sama lebih ramah lingkungan dan memiliki biaya manajemen lebih sedikit,” kata Budi Karya.
Budi berharap ketersediaan layanan listrik GrabCar akan berkontribusi pada target populasi mobil pemerintah tanpa emisi mencapai 2 juta unit.
Sebagai informasi, langkah Grab ini juga merupakan upaya untuk menguji kendaraan listrik di Indonesia. Langkah ini pertama kali diumumkan pada Desember 2019, salah satunya adalah untuk mempercepat implementasi ekosistem kendaraan listrik di negara tersebut.
Selain memiliki Hyundai, Grab juga dikenal bermitra dengan Gesits, dan Astra Honda Motor (AHM) yang produk listriknya akan digunakan sebagai ojek sepeda motor online. Ada 10 PCX listrik dan 10 unit skuter listrik Gesits untuk digunakan oleh Grab.
Grab bukan yang pertama mengoperasikan taksi listrik di Indonesia. Sebelumnya, ada Blue Bird Group yang memasok 30 unit taksi listrik dalam bentuk BYD e6 MPV dan Tesla Model X 75D SUV.
https://ift.tt/2GqGOan