25 Juli 2020

Pengguna Melonjak, Pendapatan Twitter Justru Anjlok

Jumlah pengguna Twitter di seluruh dunia melonjak 34% menjadi 186 juta pada kuartal kedua. Namun, pendapatan iklan sebenarnya menurun sebesar 23%.

Total pengguna Twitter harian aktif (DAU) melebihi ekspektasi pasar hanya 176 juta. Salah satu alasannya adalah bahwa publik melacak informasi tentang pandemi korona di platform Twitter.

Namun, pendapatan pengembang platform media sosial dari Amerika Serikat (AS) sebenarnya turun 19% secara tahunan (year on year / year) menjadi US $ 683 juta atau Rp9,9 triliun per kuartal kuartal.

Pendapatan iklan juga turun 23% YoY menjadi US $ 562 juta atau Rp 8,2 triliun. Bahkan, pendapatan dari bisnis periklanan berkontribusi 80% lebih tinggi secara keseluruhan.

Penurunan pendapatan iklan disebabkan oleh sejumlah besar klien yang telah terkena virus korona. Akibatnya, pengiklan mengerem pengeluaran promosi, termasuk di Twitter.

Dalam surat resmi kepada pemegang saham, Twitter menawarkan upaya pemulihan bertahap. “Kami melihat pemulihan bertahap dan moderat untuk sebagian besar kuartal kedua,” kata Twitter seperti dikutip oleh CNBC International, Kamis (23/7).

Namun, pergerakan juga menemui hambatan. “Pada akhir Mei hingga pertengahan Juni, banyak merek memperlambat pengeluaran mereka sebagai tanggapan atas protes dan kerusuhan di AS,” katanya.

Setelah masalah mereda, permintaan iklan meningkat secara bertahap. Perusahaan juga menyelesaikan pembangunan kembali teknologi manajemen iklan pada kuartal kedua. Teknologi akan mendukung pengembangan format baru untuk layanan iklan yang lebih cepat.

Meskipun, pesaing di Twitter, Facebook sebenarnya telah memboikot banyak pengiklan. Perusahaan yang diboikot seperti Verizon, Unilever, Coca-Cola, dan Starbucks memboikot iklan di platform Facebook.

Mereka juga melakukan kampanye #StopHateForProfit, karena Facebook dianggap tidak bertanggung jawab dalam pidato kemarahan. Perusahaan juga tidak bertindak atas unggahan Presiden AS Donald Trump, yang dianggap pemuliaan kekerasan pada akhir Mei.

Sementara Twitter menyediakan label fakta untuk memeriksa banyak unggahan Trump. CEO Twitter Jack Dorsey mengatakan pengiklan mengenali langkah yang telah mereka ambil.

“Orang-orang memperhatikan variasi kami, pada saat yang sama, melihat banyak peluang di Twitter saat kami memajukan peta jalan,” katanya.

Sumber: Kunjungi website
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Facebook Page

TRANSLATE

Translate This Page
English French German Spain Italian Dutch
Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Entri yang Diunggulkan

Keunikan Pulau Kumala, Destinasi Wisata Dekat Ibu Kota Baru

SuaraKaltim.id – Pulau Kumala merupakan salah satu destinasi wisata menarik yang dekat dengan ibu kota baru Nusantara. Pulau Kumala terletak...

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog